Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Tipologi Psikologi Kepribadian dalam Menulis

18 September 2020   15:01 Diperbarui: 18 September 2020   15:04 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, satu hal penting dalam psikoanalisis adalah konteks menulisnya dibidang kesastraan  bukan menulis karya ilmiah. Dengan demikian, pembacaan jiwa pengarang lebih mudah diselami daripada pembacaan penulis yang mengarah kepada karya ilmiah.

Psikologi berikutnya adalah humanistik Maslow yang dikembangkan oleh sekelompok ahli psikologi pada awal tahun 1960 dipimpin Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori psikologi yang sangat berpengaruh dalam pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikologi psikoanalisis dan psikologi behaviorisme.

Psikologi humanistik Maslow bukanlah penolakan terhadap karya Freud serta lainnya, melainkan lebih merupakan suatu usaha telaah dari segi yang bermanfaat, bermakna, dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan pada kedua psikologi tersebut. 

Maslow sangat keberatan atas teori Freud yang memusatkan diri pada penyelidikan orang-orang neurotis, psikosis, serta terhadap anggapan bahwa semua bentuk tingkah laku luhur adalah hasil belajar bukan kodrati manusia tatkala dilahirkan di bumi. 

Oleh karena itu pemikiran Maslow dianggap pemikir ketiga, setelah pemikiran pertama Freud yang meneliti orang neurosis dan psikosis, sedangkan pemikir kedua adalah behaviorisme yang meneliti orang berdasarkan hasil belajar atau lingkungan.

Penulis humanisme, mampu menulis atau tidak karena faktor kolaboratif diri dan pengaruh lingkungan. Kasus pertama, seseorang yang memang memiliki bakat menulis tetapi tidak ditunjang oleh lingkungan yang kondusif dalam bidang tulis-menulis, ia akan sulit menulis. Ia akan kesulitan menyalurkan bakatnya karena tidak ada media untuk menulis maupun orang yang mengarahkannya untuk menulis. 

Kasus kedua. Seorang anak berbakat menulis, orangtua mendukung, dibelikan buku-buku bacaan, dikursuskan, diikutkan lomba-lomba menulis, dalam perspektif humanisme, kasus kedua lebih sukses karena ditunjang bakat dan lingkungan yang kondusif.

Nah, setelah menyimak keempat psikologi dalam menulis di atas, kita tentu sudah dapat menebak, termasuk dalam tipologi kepribadian manakah diri kita? Kita lebih condong ke arah psikologi eksistensial, psikologi bahavioral, psikologi psikoanalisis, atau psikologi humanistik?  

Bahan Bacaan

Ahmadi, anas. 2015. Psikologi Menulis. Yogyakarta: Ombak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun