Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keunikan Dongeng Timun Emas

5 September 2020   13:59 Diperbarui: 5 September 2020   14:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akan tetapi, respons anak-anak pun berbeda-beda dalam menanggapinya. Walaupun ada yang masa bodoh, ada yang memihak Timun Emas, tentu adapula yang memihak Buto Ijo, seperti saya saat itu. 

Semasa kanak-kanak, seperti biasa setelah didongengi ibu atau nenek, saya selalu terkesan lalu membayangkan peristiwa tersebut. Yang terlintas adalah mengapa tatkala kesepian harus memiliki anak? Padahal boneka pun bisa saya ajak bicara, saya buatkan baju, saya tinggal belajar dan membaca buku ia pun tidak berlalu dan tetap berada di sebelahku. Hehehe.

Mengapa demi mempertahankan keinginan atas  sesuatu harus menipu si penolongnya? Bukankah Ki Buto Ijo berniat baik? Tidak adakah kesibukan lain selain memiliki anak? Mengapa untuk meminta perlindungan dari kejaran Ki Buto Ijo harus menemui teman almarhum suami? Apakah orang lain tidak mau peduli? Pertanyaan yang membuat saya awal memasuki SD pernah dimarahi guru karena datang ke bangku teman untuk memberi sontekan karena menganggap demikianlah pertemanan. Hehehe.

Terlepas dari beragamnya respons anak-anak setelah mendengar dongeng Timun Emas, dongeng tersebut terkesan unik. Biasanya dongeng seringkali memenangkan kebaikan, namun dongeng Timun Emas malah menonjolkan ingkar janji, tipu-tipu, kebergantungan kepada pertemanan sebagai pemenang, bukan? Oleh karena itu, sebaiknya memang mengajak anak-anak berdiskusi setelah memperdengarkan dongeng tersebut.

Bagaimana jika yang membuatnya terkesan malah ingkar janji dan aksi tipu-tipu si ibu yang berkeinginan menghabisi Ki Buto Ijo?  Karena Ki Buto Ijo  ingin mengambil Timun Emas yang lahir karena idenya? 

Bagaimana jika ada yang beranggapan bahwa untuk mau menolong haruslah berteman lebih dahulu? Atau beranggapan bahwa teman adalah tempat bergantung yang akan menolongnya terlepas dari kesalahan maupun membantunya mendapatkan keinginan? 

Lebih menyedihkan lagi jika mereka berasumsi bahwa anak adalah segalanya sehingga untuk memerolehnya bahkan membesarkannya pun dapat dilakukan dengan segala cara dari ingkar janji, tipu-tipu, sampai mengandalkan bantuan orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun