Akhir-akhir ini media sedang menyoroti berbagai polemik makan bergizi gratis. Kabarnya, pelayanan yang disajikan tidak sesuai dan kurang layak. Bahkan disebagian mengeluhkan menu yang di dapat kurang layak dikonsumsi.
Sebelumnya, kita tahu bahwa program makan bergizi gratis (MBG) ini adalah salah satu program unggulan dari Presidan Prabowo Subianto.
Harapannya dengan adanya Program MBG ini untuk meningkatkan kecerdasan bagi anak bangsa. Pasalnya, banyak anak-anak bangsa ini kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi hingga mempengaruhi kecerdasan otak nya.
Alih-alih memberikan gizi yang baik bagi generasi bangsa, setelah di realisasikan program MBG malah memberikan respon yang negatif. Beberapa ada yang mengeluhkan tentang menu yang disajikan mengandung bahan kimia dan tidak memenuhi standar gizi. Menu yang disajikan cenderung kurang baik, seperti burger yang berbahan dasar gandum dengan tumpukan  daging slice olahan dari pabrik yang belum mengerti kualitasnya.
Polemik atas pelayanan program MBG ini tak hanya mendapat sorotan dari publik saja, tetapi juga mendapat respon dari anggota Dewan. Komisi IX DPR RI dalam Rapat Dengan Pendapat Umumnya (RDPU) mendapat kritikan dari ahli gizi dr. Tan Shot Yen.
Menurutnya pelayanan MBG ini tidak sesuai dengan tujuan awalnya. Dirinya menegaskan bahwa masih banyak para pelayan gizi yang ditugaskan yang kurang teliti, menyajikan makanan yang kurang bagus seperti spageti, mie gacoan, bahkan yang dekat dengan pusat diberi ayam katsu. Dirinya berharap ini perlu dirubah, menu yang disajikan harusnya menu lokal dan sesuai dengan pemenuhan gizi anak.
Bukan hanya soal menu yang kurang sesuai, di sebagian daerah banyak anak yang keracunan pasca mengkonsumsi MBG. Seperti di Jawa Barat kemarin, tepatnya di daerah Cipongkor dan Cihampelas.Â
Kabarnya, data dari Dinas Kesehatan Bandung Barat sebanyak 1.333 orang keracunan, ini bukan angka yang sedikit. Gejala yang mereka alami seperti pusing dan mual-mual. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan dirinya akan menemui BGN perwakilan provinsi untuk melakukan evaluasi atas kejadian ini.
Program makan bergizi gratis yang seharusnya menjadi nutrisi bagi anak justru malah memberikan dampak yang kurang bagus. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pengawasan penuh, tenaga pelayan gizi yang kurang berkualitas, serta proses penyajian yang kurang memperhatikan higienitas. Dari beberapa faktor ini justru perlu tindakan tegas dari pusat, agar program MBG ini benar memberikan manfaat dan dampak positif yang serius.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI