Perjalanan menuju Desa Neglawangi, desa tertinggi di Bandung Raya, bukan sekadar pelesiran, tetapi sebuah perenungan. Terletak di ujung selatan Kabupaten Bandung pada ketinggian 1.792 meter di atas permukaan laut, desa ini menyuguhkan lanskap yang magis kabut tipis yang bergelayut di atas perkebunan teh menciptakan ilusi negeri di atas awan.
Namun, di balik keindahan yang memukau itu, terdapat pesan penting tentang konservasi dan tanggung jawab manusia terhadap alam.
Kawasan Penyangga Gunung Kendang: Bukan Destinasi Wisata Umum
Desa Neglawangi sering disebut sebagai pintu gerbang menuju Gunung Kendang, sebuah gunung yang menjulang sunyi di batas cakrawala. Namun penting untuk diketahui, Gunung Kendang merupakan kawasan konservasi yang berada di bawah pengawasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.
Gunung ini tidak dibuka untuk umum sebagai destinasi pendakian atau wisata alam biasa. Setiap aktivitas masuk kawasan, termasuk ke wilayah hutan lindung dan titik-titik sensitif ekologis di sekitar gunung, harus melalui proses perizinan ketat dari BBKSDA, dan hanya diberikan untuk tujuan tertentu seperti pendidikan, penelitian, atau konservasi.
Desa Neglawangi: Harmoni Alam dan Tradisi
Meski akses ke Gunung Kendang dibatasi, Desa Neglawangi tetap menawarkan pengalaman menyatu dengan alam bagi siapa pun yang datang dengan niat menghargai, bukan menaklukkan. Perkebunan teh PTPN VIII yang mengelilinginya menyimpan ketenangan dan udara segar khas dataran tinggi. Dari sini, pemandangan Gunung Papandayan dan barisan pegunungan lain dapat dinikmati dari kejauhan.
Desa ini juga merupakan rumah bagi keanekaragaman flora dan fauna. Puspa dan satwa hidup berdampingan dalam ekosistem yang masih terjaga. Penduduk setempat menjalani hidup dalam kesederhanaan yang selaras dengan alam sebuah kearifan yang perlahan mulai langka di tempat lain.
Etika Berkunjung: Menghormati Wilayah Konservasi
Bagi siapa pun yang ingin merasakan kedamaian Desa Neglawangi, penting untuk memahami bahwa tempat ini bukan sekadar latar belakang Instagram, melainkan bagian dari lanskap ekologis yang rentan.