Dengan kita berpikir argumentasi secara pro dan kontra setiap opsi dan kemudian memilih salah satu yang menurut kita paling baik.
Pemikir kritis yang baik memiliki imajinasi yang kuat, objektif dan rasional, dapat mengetahui data apa yang relevan, dan cukup rendah hati untuk menyadari bahwa kita tidak memegang semua kartu saat membuat keputusan.
Dengan demikian, fakta adanya hubungan antara kapasitas berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah menjadi tidak terelakkan lagi.
Ada dua cara utama yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas berpikir kritis yang pada akhirnya akan memperbaiki kemampuan pemecahan masalah kita.
1. Menemukan konteks yang tepatÂ
Mampu menciptakan konteks yang akan mengarah pada keputusan yang lebih baik. Kemampuan kontekstualisasi ini bukan hanya mengingat apa yang sudah kita ketahui, namun juga mampu meletakkan sudut pandang yang tepat.
Teori modular mengatakan bahwa alih-alih fungsi terkoordinasi secara tunggal, otak terdiri dari banyak modul semi-otonom yang semuanya "memilih" tindakan ke dalam otak kita.
Tergantung pada modul mana yang lebih kuat diaktifkan oleh konteks di sekitar kita, efeknya akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi.
Jadi jika kita lapar, takut, marah, mengantuk, gembira atau sedih, kita mungkin saja mendapatkan masukan yang berbeda tentang keputusan mana yang benar secara konteks.
Dengan kapasitas kontekstualisasi yang baik maka kita akan terhindar dari bias kognitif yang sudah menunggu kita di ujung keputusan.
Konstektualisasi yang tepat akan membantu logika kita dalam mengambil sudut pandang yang efektif terhadap suatu permasalahan.
Nah, apakah kamu sudah bisa menemukan konteks yang tepat minimal dalam kegiatan kamu sehari-hari?