Berkenalan dengan The Focusing Illusion yang Membuat Kamu Bisa Salah Fokus

Jadi misalnya ketika kita sedang fokus pada suatu hal negatif, ilusi ini mempercepat dampak dari kecenderungan kita suka hal-hal yang sifatnya negatif tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Hal ini tentunya sangat berbahaya di era saat ini di mana kita justru sangat mudah memperoleh akses ke berbagai peristiwa dan informasi.

Kita hanya akan melihat sisi negatif dari suatu hal tersebut dari persepsi kita sendiri. Padahal belum tentu hal tersebut sesuai dengan yang kita pikirkan. 

Contoh nyata misalnya, ketika kita melakukan suatu hal kemudian kita menerima katakanlah 10 pujian dan 1 kritikan, kira-kira mana yang akan kita fokuskan?

Saya tebak kita pasti akan lebih fokus pada 1 kritikan tersebut. Kita akan siang malam memikirkan kenapa bisa hasil karya kita yang sudah dikerjakan secara serius dan penuh kerja keras tetap saja mendapat kritik.

Padahal kalau kita mau berpikir lebih jernih, kita menerima 10 pujian! Jadi seharusnya tidak ada yang salah dengan 1 kritikan tersebut. Hal itu sangat wajar, bukan?

Masalahnya adalah the focusing illusion ini akan secara cepat mengubah fokus kita pada satu kritikan tersebut. 

Lantas apakah kita akan mengabaikan 1 kritikan tersebut? Tentu tidak. Saya ingin mengatakan bahwa seharusnya kita bisa menerima 1 kritikan tersebut. 

Kemudian kita tidak perlu berlebihan dalam menyikapinya tapi tidak juga menjadi tuli akan kritikan. 

Sama halnya dengan cerita saya di atas, saya hanya fokus pada ilusi bahwa si bapak tua itu menderita. Padahal mungkin dia punya 10 cerita bahagia yang saya tidak tahu.

The focusing illusion ini juga sangat berbahaya di tengah-tengah kondisi pandemi di Indonesia seperti saat ini. Misalnya hari ini saya membaca di salah satu media online ada sekian ribu yang positif namun ada juga sekian ribu yang sembuh.