Sehingga, kita tidak tahu apa tujuan kita sebenarnya dan akhirnya mengikuti tren tanpa memahami apakah hal tersebut sesuai untuk kita. Penting bagi kita untuk mengenal diri sendiri agar mengetahui kelebihan yang akan dikembangkan dan kekurangan yang ingin diperbaiki. Sehingga, dalam proses mencapai tujuan kita dapat fokus tanpa terdistraksi hal hal eksternal.
Walaupun, kepercayaan diri sering diidentikan dengan kemandirian namun,orang yang kepercayaan dirinya tinggi biasanya lebih mudah berinteraksi (Goodstadt & Kipnir, dalam Bunker dkk, 1983). Maka dari itu untuk mempelajari kemampuan komunikasi,kolaborasi,dan menyelesaikan masalah, dibutuhkan rasa percaya diri terlebih dahulu.
Di era New Normal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) mengeluarkan kebijakan terkait pelaksanaan tahun akademik baru, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penggunaan fasilitas kampus. New Normal adalah masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas seperti biasa namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Artinya, pembelajaran mulai dapat dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk kita berlatih dan berinteraksi secara langsung.
Seperti yang disinggung sebelumnya, sebelum menguasai beberapa kemampuan alangkah baiknya kita menanamkan sikap percaya diri. Dengan percaya diri, kita dapat membuka diri pada hal hal baru dan berani untuk melangkah. Percaya diri dimulai dari cara kita berpikir.Â
Jika kita percaya bahwa kita mampu maka, kita akan peka tentang informasi informasi yang menunjang tujuan kita. Orang yang percaya diri selalu yakin dengan tindakan yang dilakukannya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Orang yang percaya diri cenderung leluasa untuk mengutarakan pendapat dan memperoleh pengetahuan lewat komunikasi. Komunikasi sendiri merupakan aktivitas interaksi sosial berupa berbagi ide, selanjutnya ide-ide dapat direfleksikan, didiskusikan, diperbaiki, atau mungkin ditolak. Dengan kita terbiasa untuk berkomunikasi dan berdiskusi maka, kita dapat berkolaborasi dalam membuat sesuatu yang kreatif, melakukan penelitian, menyelesaikan suatu masalah dll.
Dalam kolaborasi ada tujuan yang harus dicapai bersama. Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai dengan jenis kolaborasi tertentu. Jenis jenis kolaborasi diantaranya kolaborasi terbuka, kolaborasi tertutup, kolaborasi lintas budaya, kolaborasi lintas fungsi dll.Â
Dengan berkolaborasi kita dapat memperluas pengetahuan, memperluas relasi, mempercepat proses penyelesaian masalah. Disini kita dapat melihat dan belajar menyelesaikan masalah dengan berkolaborasi. Tentu kemampuan yang kita dapat dari berkolaborasi dapat kita terapkan saat menyelesaikan masalah sendiri.
Masalah  sebenarnya  mempunyai  manfaat  dalam  perkembangan  manusiaÂ
Erikson (dalam Eggen & Kauchack,1997). Adanya masalah dalam kehidupan justru memberi kontribusi terhadap perkembangan dan kemampuan pemecahan masalah. Namun, kita seringkali mengalami kesulitan dalam memecahkan  masalah karena kurang memahami masalah yang dihadapi. Maka dari itu, perlu kemampuan untuk memahami bagaimana cara menyelesaikan suatu permasalahan dengan lebih baik.