Mohon tunggu...
Nancy Susilawati
Nancy Susilawati Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

Saya bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendidikan. Di waktu senggang saya mengisinya dengan melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang menarik. Aku menikmati perjalanan ke berbagai tempat menarik di Indonesia atau luar negeri. Menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan, mengenal budaya, makanan, lingkungan baru dan banyak hal lain yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pasar Gede, Salah Satu Tujuan Wisata Ikonik Kota Solo yang Layak Dikunjungi

12 April 2024   05:12 Diperbarui: 12 April 2024   11:47 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ingin berlibur ke Solo di akhir tahun 2023, aku mencari tahu tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi sehingga bisa mengatur rencana perjalanan selama di Solo. Salah satu tempat yang muncul adalah Pasar Gede. Pasar adalah wadah masyarakat dalam menjalani aktivitas jual beli dalam kehidupan sehar-hari. Kenapa pasar bisa menjadi tempat wisata apa kelebihannya sehingga menjadi salah satu tujuan wisata? Yuk kita mengenal lebih dekat Pasar Gede.

Sejarah Pasar Gede

Pada jaman kolonial Belanda, pasar ini berukuran kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektare dan berlokasi di persimpangan jalan kantor gubernur yang kini digunakan sebagai Balaikota Surakarta. Seiring dengan perkembangan jaman, Pasar Gede mengalami beberapa pemugaran. Tahun 1927 renovasi Pasar Gede dilakukan oleh seorang arsitek belanda bernama Ir Herman Thomas Kartsen yang kala itu sebagai simbol padu kerja keharmonisan antar penggagas (PB X dan Ir Herman Thomas Kartsen) sehingga arsitektur Pasar Gede merupakan perpaduan antara gaya Belanda dan gaya Jawa.

Renovasi tersebut menjadikan pasar ini sebagai pasar bertingkat dua lantai pertama di Nusantara kala itu dengan luas 6.623 meter persegi. Kemudian nama Pasar Gede diganti dengan nama Pasar Gede Hardjonegoro dan diresmikan oleh Pakubuwono X pada 12 Januari 1930 .

Nama Hardjonegoro sendiri diambil dari nama seorang keturunan Tionghoa, Budayawan Jawa ternama dari Surakarta Go Tik Swan ketika diangkat menjadi bangsawan oleh mendiang Raja Kasunanan Surakarta mendapat gelar K.R.T. (Kangjeng Raden Tumenggung) Hardjonegoro karena kakeknya adalah kepala Pasar Gedhé Hardjonegoro. Sedangkan nama Gede merujuk pada bangunan yang berbentuk besar menyerupai benteng dengan pintu masuk utama berbentuk singgasana berukuran besar dan atap yang lebar.

Pada tahun 1947, Pasar Gede mengalami kerusakan karena serangan Belanda. Lalu Pemerintah Republik Indonesia yang kemudian mengambil alih wilayah Surakarta dan Daerah Istimewa Surakarta kemudian merenovasi kembali pada tahun 1949. Namun perbaikan atap selesai pada tahun 1981. Pemerintah Indonesia mengganti atap yang lama dengan atap dari kayu. Bangunan kedua dari Pasar Gede, digunakan untuk kantor DPU yang sekarang digunakan sebagai pasar buah.

Lokasi Pasar Gede

Pasar Gede terletak di jalan Urip Sumohardjo di seberang Balai Kota Surakarta, di persimpangan jalan yang dulu disebut Jalan Ketandan, Cokronegaran, dan Warungpelem dan terletak di Kelurahan Sudiroprajan. Pasar Gede dan sekitarnya merupakan daerah pecinan, Chinatown, kota Surakarta; banyak orang keturunan Tionghoa tinggal dan berdagang di situ. Tidak jauh dari pasar tersebut masih terdapat klenteng yang masih berdiri utuh hingga sekarang.

Keunikan yang dapat dijumpai dari Pasar Gede adalah adanya dua bangunan pasar yang berseberangan dan dipisahkan oleh Jalan Sudirman. Masing-masing bangunan yang terdiri dari dua lantai ini memiliki ciri khasnya tersendiri, yaitu bangunan utama banyak dijumpai pedagang yang menjual beragam kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-mayur dan bumbu dapur. Sedangkan bangunan satunya menjual berbagai jenis buah-buahan yang berkualitas. Masyarakat juga dapat dengan mudah menjumpai beraneka ragam jajanan pasar khas Solo seperti es dawet, kue pukis, intip, lenjongan hingga makanan kekinian  yang dijajakan di Pasar Gede seperti dim sum yang aku makan saat berkunjung ke Pasar Gede kala itu.

Dengan semakin berkembangnya waktu dan agar tidak mengalami ketertinggalan, Pasar Gede beberapa kali telah mengalami pemugaran. Perbaikan yang dilakukan tidak merubah wajah asli dari Pasar Gede. Akan tetapi, hanya memperbarui infrastruktur, merapikan lokasi, dan menambah fasilitas modern, salah satunya fasilitas bagi kaum difabel. Pembaruan ini dimaksudkan sebagai langkah untuk menjadikan Pasar Gede sebagai kawasan wisata yang ikonik di Kota Solo dan nyaman untuk dikunjungi.

Oleh karena itu, pantaslah jika Pasar Gede yang merupakan bangunan cagar budaya menjadi salah satu tujuan wisata di kota Solo. Ada banyak hal yang bisa kita kerjakan di Pasar Gede, mulai dari berbelanja kebutuhan sehari-hari, menikmati nilai kebudayaan, menikmati sajian kuliner khas Solo hingga berphoto ria. Yuk, kita berwisata ke Solo dan mengunjungi Pasar Gede!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun