Sehingga siswa tidak hanya tahu 'apa', tetapi juga harus tahu 'bagaimana' dan terlebih tahu 'mengapa'. Sebab ketiganya merupakan konsep keilmuan yang menuntut siswa tidak sekadar paham teori, tetapi sekaligus mampu mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat kita bayangkan bagaimana jika akar-akar itu tidak mau berjalan dan melawan kerasnya tanah, tentu pohon tidak akan dapat tumbuh besar bahkan perlahan akan mati. Begitu juga dengan guru, perjuangan itu dapat berupa kreativitas, kerja keras dan tentunya rasa yang tidak puas akan sebuah perkembangan ilmu.Â
Sehingga inovasi-inovasi baru akan bermunculan, dan menjadikan pembelajaran yang awalnya rumit menjadi simpel dan dapat dipahami siswa. Sehingga siswa mampu tanggung jawab besar dalam usaha memperbaiki paribadinnya, memberikan stimulus semangat serta menanamkan pentingnya pendidikan bagi siswa.
Bagaimana pun guru adalah garda terdepan dalam memperbaiki mentalitas negeri ini, produk-produk yang dihasilkan guru adalah cermin yang dapat memperlihatkan kualitas generasi dalam situasi juang globalisasi saat ini. Jika guru seperti akar yang tidak tau di mana ia akan berhenti, maka kelak kesejukan kehidupan ini akan bisa dirasakan bersama.Â
Guru adalah sumber paradigma yang dapat menguatkan paradigma-paradigma lainnya. Amunisi, dan ambisi untuk membenahi yang buruk menjadi baik secara konsisten sangat dibutuhkan bagi seorang guru. Selamat hari guru, selamat berjuang guruku, semoga gerak konsisten kalian menjadi roh yang tidak berhenti menebar kebaikan dalam kehidupan ini.
Muara Komam, 25 November 2018