Dan saya pun mengaitkannya dengan pernyataan Sujiwo Tejo, dimana fenomena hadirnya kerajaan baru ini, apalagi banyak orang yang mau mempercayai, bahwa masyarakat saat ini merindukan sosok Raja, dalam arti pemimpin yang bisa melindungi dan mengayomi masyarakatnya secara tulus. Bukan berarti sistem negara ini kembali ke sistem kerajaan, namun menjadikan negara ini Republik tanpa menghilangkan budayanya, yang tertuju pada budi pekerti.
Kesimpulan yang saya dapatkan adalah dari fenomena kerajaan baru ini jangan hanya dilihat sebagai dagelan ataupun pengalihan isu politik semata, dimana berita tentang Jiwasraya, Asabri, gas LPG 3 kg naik, dan Harun Masiku tiba-tiba hilang dari peredaran. Akan tetapi kita bisa belajar untuk lebih memaknai dan menerapkan budaya bangsa kita sendiri, serta memaknai alasan berdirinya Indonesia, tidak ditujukan untuk lepas dari penjajahan semata, akan tetapi bersama-sama menjadi pribadi bangsa yang merdeka, seperti tidak tereksploitasi dengan budaya Barat, negara ini juga tidak lagi terjajah secara ekonomi dan politik, cara pandang kita terhadap dunia tidak sekedar dari sudut ekonomi semata, melainkan budi pekerti dan moralitas, serta menjadikan diri kita bebas dari segala manipulasi, dan sebagainya.
Referensi
- Indonesia Lawyers Club. 21 Januari 2020. Rangga Sasana : Keberadaan Sunda Empire Jangan Disamakan dengan Keraton-keraton  yang Baru Muncul. Diakses dari ILC tanggal 22 Januari 2020.
- Indonesia Lawyers Club. 21 Januari 2020. SATIRE! Sujiwo Tejo Gambarkan Situasi Indonesia Melalui Perbandingan Kerajaan dan Republik | ILC tvOne. Diakses dari ILC tanggal 22 Januari 2020.
- MetroTVNews. 1 November 2007. Blak-blakan dengan Sultan (Versi Lengkap) [6]. Diakses dari MetroTVNews tanggal 22 Januari 2020
- MetroTVNews. 1 November 2007. Blak-blakan dengan Sultan (Versi Lengkap) [7]. Diakses dari MetroTVNews tanggal 22 Januari 2020