Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menularkan Cinta Membaca melalui Gadget

25 Juli 2019   14:11 Diperbarui: 25 Juli 2019   21:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Staracademykids.com.au

Kalau boleh saran, jangan menganggap dengan kita mengeluarkan kocek untuk membayar aplikasi berbayar demi ketertarikan anak membaca, dan kesediaan kita untuk menyisihkan waktu membacakan cerita pada anak, kita anggap sebagai suatu pengorbanan terhadap anak. Karena ketika anak ternyata kurang tertarik di awal, kita bisa menjadi kecewa, dan akhirnya malah memarahi anak bila tidak membacanya. 

Akibatnya anak malah akan merasa membaca itu adalah beban. Karena sudah merepotkan orang tua, dan dimarahi pula.

Mengapa perlu bagi kita menularkan semangat membaca untuk anak?

Zaman sekarang, maaf, anak-anak sudah mulai malas membaca. Mereka cenderung hanya melihat gambar dan foto, apabila melihat tulisan banyak sedikit mereka akan dengan senang hati melewatinya begitu saja. Kita bisa melihat contoh konkretnya pada sosial media, banyak orang yang lebih senang berkomentar yang tidak sesuai dengan caption, malah cenderung berkomentar sesuai dengan intepretasinya sendiri pada gambar.

Akibatnya, anak kita nantinya tidak terlatih untuk bersikap teliti terhadap tulisan. Dan ini akan berdampak buruk baginya di masa depan, karena anak nanti bisa jadi terjebak dengan surat-surat yang mesti ditandatanganinya, karena tidak terbiasa untuk membaca dan melihat banyak tulisan.

Belum lagi daya analisa dan sikap kritisnya, bisa jadi tidak terasah. Kurang bisa menghargai cara berpikir orang lain, dan tidak menerima adanya ilmu pengetahuan yang telah berkembang.

Kita tahu dan sadar bahwa setiap bacaan adalah jendela dunia yang berisi pengetahuan yang selalu berkembang, serta sudut pandang orang lain yang bisa jadi berbeda dengan pemikiran kita. Bila anak tidak terbiasa membaca, dan malah lebih suka bermain game, bisa jadi wawasannya menjadi stuck. Anak akan cenderung menerima saja informasi apa yang diberikannya, tanpa dianalisa atau dikritisi terlebih dahulu, karena kurangnya wawasan. 

Belum lagi, ketika ada pengetahuan baru yang muncul, anak bisa jadi merasa pengetahuan sebelumnya yang ia dapatkan sudah benar, dan tidak mau menerima lagi informasi baru, karena kurangnya rasa keterbukaan akibat kurang membaca. 

Pengetahuan yang berkembang, misalkan olahraga menggunakan beban itu bagus untuk membentuk otot, hal tersebut berlaku untuk pria dan wanita. Karena dengan adanya otot, metabolisme tubuh kita menjadi lebih cepat. Karena anak  (terutama perempuan) terbiasa dengan mitos angkat beban itu hanya untuk pria, maka anak akan tetap bersikeras bahwa membentuk otot itu tidak perlu, karena itu untuk atlet saja.

Sudut pandang lain dari apa yang diketahui anak selama ini, belum tentu mau ia terima. Akibatnya anak akan cenderung berpikiran picik dan mudah untuk bersikap meremehkan orang lain.

Bila hal ini tidak dicegah dari sekarang, dengan menularkan semangat membaca pada anak, maka anak akan kasihan nanti ketika terjun di dunia kerja. Sekarang saja, kita lihat sendiri, persaingan dunia kerja sudah sangat ketat, apalagi nanti. Zaman anak kita nanti tidak menutup kemungkinan persaingan tidak hanya dengan manusia, tapi juga bersaing dengan robot, yang tinggal klik langsung mengikuti perintah atasan tanpa banyak protes ataupun mengeluarkan kocek bulanan yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun