Mohon tunggu...
Suargina
Suargina Mohon Tunggu... Pegawai -

Pabrik Listrik, Jalan Trunojoyo blok M I/135 Keb Baru - Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lilis “Kartini” si Penjual Serabi Solo

21 April 2016   17:58 Diperbarui: 21 April 2016   18:11 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lilis sedang melayani pelanggan surabi solo"][/caption]Sosok Lilis (42) seorang Ibu Rumah Tangga asal Pacitan berjualan serabi solo sejak 6 bulan lalu, dia diberi upah Rp. 1,7 juta/bulan oleh majikannya bernama Elin Rosparini.  Lilis ditemani rekannya Fadhal dalam melayani pelanggan sekalian mengajarkan karena Fadhal yang baru kerja seminggu ikut kerja. Harga sebuah serabi Rp. 2500,- sehari kalau lagi rame bisa menjual 400 buah.

Lilis berjualan serabi solo di halaman kantor Kompas jl. Palmerah, Jakarta  mulai dibuka jam 10 pagi sampai sehabisnya, pelanggannya banyak dari kalangan karyawan kompas, kebanyakan pembeli dibungkus untuk camilan dikantor, varian rasa serabi ada beberapa macam,  ada rasa nangka, keju, coklat, pisang. Serabi solo dikemas sedemikian rupa digulung dengan menggunakan daun pisang.  Serabi yang dibungkus daun pisang aromanya akan jadi lebih sedap dan mudah disantap karena tidak mengotori tangan, sehingga praktis untuk disantap diberbagai acara.    

[caption caption="Para Pembeli Surabi Solo"]

[/caption]Lilis mengadu nasib di Jakarta dengan 3 orang temannya yang saat ini mengontrak di sekitar Palmerah, dia bercerita sudah 5 tahun suami saya meninggal mas,,ujarnya,,,suami saya sakit, jadi saya berusaha tenaga mencari nafkah untuk mencukupi biaya anak saya yang masih sekolah di kampung.

Lilis memiliki 4 orang anak yang semuanya tinggal Pacitan, yang paling kecil masih sekolah kelas 4 SD, yang paling besar Alhamdulilah sudah kerja di Pacitan sekalian menjaga adik adiknya, dua lagi masih sekolah di SMK.

[caption caption="Bu Lilis sedang membuat Surabi Solo"]

[/caption]Sebelum kerja disini saya bekerja serabutan mas,,, jadi tukang cuci atau apa saja yang bisa saya kerjakan di kampung,,,saya harus bisa membesarkan anak anak saya,  bisa lulus sekolah agar nanti bisa bekerja di kantoran, dengan suara perlahan dan terpancar dari muka Lilis penuh harapan.

Ketika ditanya kalau nanti bulan Puasa apakah akan tetap berjualan seperti ini,,, bulan puasa saya pulang kampung dan bekerja serabutan lagi,,,katanya mengakhiri pembicaraan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun