Lamongan, 12 Juli 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 85 UIN Sunan Ampel Surabaya menghadirkan inovasi olahan produk lokal berupa Teh SEJE (Sereh Jahe) di Desa Kedungbanjar, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Program ini merupakan salah satu bentuk nyata dari pemanfaatan potensi alam sekitar serta merupakan upaya dalam mengedukasi masyarakat dalam hal kesehatan yang bersumber dari tanaman herbal.
Mengolah Potensi Alam Sekitar Menjadi Produk Unggulan
Desa Kedungbanjar dikenal sebagai daerah yang kaya akan tanaman sereh dan jahe. Melihat potensi ini, kelompok KKN 85 memanfaatkan bahan-bahan tersebut untuk dikembangkan menjadi produk minuman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan. Produk teh ini diberi nama SEJE, akronim dari Sereh Jahe.
Proses pembuatannya melibatkan pemotongan bahan menjadi ukuran kecil kemudian dikeringkan dengan teknik sederhana yang tetap mempertahankan kadar air sekitar 75–90%, agar aroma, rasa, dan khasiat tetap terjaga. Setelah proses pengolahan selesai, teh SEJE dikemas secara higienis dan diberi label sebagai bentuk keseriusan dalam branding produk lokal.
Edukasi dan Penyuluhan Kolaboratif
Tak hanya menciptakan produk, mahasiswa KKN juga menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat teh sereh dan jahe untuk kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) usai kegiatan posyandu yang rutin dilakukan di empat dusun: Kedungbanjar, Kedungpari, Mloso, dan Rambit.
Dalam penyuluhan ini, mahasiswa menjelaskan latar belakang, tujuan, dan manfaat konsumsi teh sereh jahe, terutama dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan pencernaan. Para peserta yang hadir, mayoritas ibu-ibu posyandu, tampak antusias mengikuti kegiatan dan berdiskusi aktif mengenai manfaat tanaman herbal di sekitar mereka.
Respon Positif dan Distribusi Sampel Produk
Antusiasme warga terlihat dari sambutan hangat mereka terhadap kegiatan penyuluhan. Mahasiswa juga membagikan sampel teh SEJE kepada peserta yang hadir sebagai bentuk apresiasi dan ajakan untuk mencoba langsung manfaatnya. Beberapa warga bahkan menyatakan ketertarikannya untuk memproduksi secara mandiri, mengingat bahan yang digunakan mudah ditemukan di lingkungan sekitar.