Hubungan Indonesia dan Vietnam di Laut Natuna seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, ketegangan masih terasa. Penangkapan kapal terus terjadi, masing-masing negara saling mengajukan protes diplomatik. Nelayan dari kedua belah pihak merasa menjadi korban dari batas-batas yang belum sepenuhnya jelas, dengan nasib mereka tergantung pada negosiasi tingkat tinggi yang sering berjalan lambat.
Namun di sisi lain, ada juga kolaborasi.
Pada tahun 2022, Indonesia dan Vietnam berhasil menandatangani kesepakatan prinsip tentang perbatasan ZEE. Ini langkah penting untuk mengurangi insiden di lapangan, meski implementasinya masih butuh waktu, verifikasi teknis, dan negosiasi lanjutan untuk menyelesaikan detail praktis. Selain itu, kedua negara juga aktif di berbagai forum ASEAN, mempromosikan kerja sama keamanan maritim, mekanisme pencegahan insiden laut, dan penyelesaian damai sengketa berdasarkan prinsip hukum internasional.
Faktanya, konflik ini justru memperlihatkan bahwa hubungan bilateral bisa saja diuji oleh realitas di lapangan, tapi juga bisa diperkuat lewat kesabaran dan diplomasi yang konsisten.
Dalam konteks lebih luas, ASEAN punya peran penting di balik layar.
Sebagai organisasi regional, ASEAN mendorong penyelesaian damai sengketa laut melalui dialog, bukan konfrontasi. Prinsip non-intervensi dan "ASEAN Way" yang menekankan musyawarah dan konsensus seringkali dikritik lamban dan tidak cukup tegas, namun setidaknya berhasil menjaga kawasan tetap relatif damai dibandingkan wilayah sengketa lain di dunia, seperti Laut Hitam atau kawasan perbatasan Kashmir.
Indonesia, sebagai negara kunci di ASEAN dan sering dijuluki "natural leader" kawasan ini, berpeluang besar untuk mendorong penguatan mekanisme kerja sama maritim. Jika berhasil, ini tak hanya menguntungkan Indonesia sendiri, tetapi juga memperkuat solidaritas kawasan di tengah ketegangan global yang meningkat. Inisiatif seperti peningkatan patroli bersama, pertukaran informasi maritim, dan pengembangan protokol manajemen konflik perlu terus diintensifkan.
Laut Natuna Utara mengajarkan kita bahwa menjaga kedaulatan tidak harus berarti memutus hubungan.
Indonesia dan Vietnam sama-sama punya kepentingan besar: menjaga sumber daya laut, memastikan keamanan wilayah, dan mempertahankan reputasi di kancah regional yang semakin kompetitif.
Tantangannya adalah bagaimana bersikap tegas tanpa menutup jalur dialog. Bagaimana melindungi nelayan sendiri tanpa menyalakan api permusuhan. Bagaimana mengedepankan prinsip hukum internasional sambil tetap membangun kepercayaan bersama. Laut yang sama yang kini penuh ketegangan, suatu saat bisa menjadi lautan kerja sama asal keduanya berani membuka ruang untuk penyelesaian damai yang adil dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI