Mohon tunggu...
Nana Cahana
Nana Cahana Mohon Tunggu... Dosen - Menekuni literasi, pendidikan dan sosial

Mengajar Rumpun Ilmu Pendidikan di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon Jawa Barat Kunjungi saya di: https://www.facebook.com/nanacahanajaya?mibextid=ZbWKwL https://www.instagram.com/nana_cahana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jeli Terhadap Penipuan Berkedok Pejabat

11 April 2024   15:31 Diperbarui: 11 April 2024   15:35 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis pernah mengalami kisah penipuan yang hampir menelan korban. Tapi karena kejelian, penulis selamat dari percobaan penipuan online. 

Beberapa bulan lalu pada pertengahan tahun 2023 penulis mendapatkan pesan WhatsApp dari nomor baru. Pada mulanya penulis tidak menghiraukan pesan ini. Namun karena mengatasnamakan pejabat kecamatan, maka penulis membalas isi pesan tersebut. 

Isi pesannya kurang lebih adalah penawaran bantuan sumbangan untuk pembangunan gedung di lembaga yang baru kami rintis. Karena penulis baru pulang kampung dan membutuhkan donasi untuk pengembangan lembaga baru, maka adanya tawaran ini pastinya membuat senang. 

Istri pun meyakinkan bahwa orang ini sepertinya bisa membantu. Sebab isi pesannya orang tersebut mengenalkan diri atas Anam Camat di daerahku. Orang tersebut mengajak para pegawai kecamatan untuk berdonasi. 

Sehari berlalu, isi pesan dari penipu yang mengaku Camat ini datang lagi. Waktu itu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Setelah beberapa kali kirim pesan. Penipu ini mengirimkan struk pengiriman dana ke nomor rekening lembaga. 

Isinya penjelasan tentang bantuan untuk lembaga sebesar 10 kita. Tapi karena ada kewajiban untuk membantu masyarakat yang sedang dirawat di Rumah Sakit dan harus segera dioperasi, maka penipu itu memohon agar uang 5 juta ditransfer kembali ke nomor atas nama keluarga pasien yang akan dioperasi malam itu juga.

Hati berkecamuk antara bahagia sudah dapat bantuan dan ragu mengapa harus mengirimkan ke orang lain melalui saya. Kenapa tidak orang tersebut saja yang langsung transfer ke rekening keluarga pasien.

Dalam kebingungan, si penipu kirim pesan WhatsApp lagi untuk segera transfer ke rekening keluarga pasien. Dengan hari yang tenang, saya mencoba berpikir jernih. Saya hanya terpikir bahwa bukti transfer ini perlu disinkronkan dengan print out buku rekening. 

Suatu hal yang tidak mungkin untuk tranfer dari rekening lembaga tanpa melalui bank. Selain itu pemberi bantuan biasanya meminta sejumlah data atau berkas untuk lebih meyakinkan pemberi bantuan. Maka sesuatu yang bila baru mengenal langsung transfer.

Maka dengan berpikir lama, saya jawab WhatsApp orang tersebut. Terimakasih sudah memberikan bantuan. Semoga bermanfaat. Besok saya cek rekening lembaga. Jika Batur masuk akan saya transfer ulang ke rekening yang dituju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun