Mohon tunggu...
Namira Dewi Talita
Namira Dewi Talita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya suka mendengarkan lagu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kenapa Budaya Membaca Itu Sangatlah Penting?

23 Juni 2022   23:10 Diperbarui: 23 Juni 2022   23:26 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sedangkan David Bawden menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi, dimana literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.

Literasi Finansial

Literasi finansial merupakan pengetahuan dan pemahaman kita untuk membuat keputusan yang efektif dalam kongeks finansial untuk mengatur finansial kita. Baik individual, sosial dan dapat berpartisipask dalam lingkungan masyakarat.

dan Literasi Budaya dan kewargaan

Sebagai warga Indonesia, kita mengetahui budaya dan kewargaan negara kita. Dan literasi kewargaan adalah kemampuan dan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara yang berbakti. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan invidu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosial sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.

Berdasarkan dari Badan Pusat Statistik Indonesia, persentase warga yang bisa membaca belum semuanya. Untuk persentase melek membaca pada tahun 2018 ada 98% warga Indonesia yang bisa dibilang bisa membaca. Berarti hanya 2% yang buta huruf. Walaupun hanya 2%, 2% itu banyak sekali dikarenakan warga Indonesia memiliki populasi warga yang banyak. 

Selain itu, rata-rata lama sekolah juga sangat berpengaruh untuk menilai kesempatan dalam berpendidikan di tanah air. Sayang sekali disini Indonesia masih cukup tertinggal soal rata-rata lama sekolah. 

Jika dibandingkan dengan negara tetangga sebelah, Malaysia angka rata-ratanya adalah 11,2 tahun. Sedangkan Filipina berada di atas negara kita, yaitu 9,3 tahun. Sedangkan di Indonesia sendiri ada di angka 8,58 tahun, kalau di setarakan dengan pendidikan ini hanya menyampai kelas 2 sekolah menengah pertama. 

Rata-rata warga Indonesia tingkat pendidikannya masih berada di tingkat sekolah menengah pertama. Tentu saja ini menjadi perhatian kita dan menjadi tugas pemerintah. 

Kita dapat berpartisipasi dan berkontrubusi dalam hal ini, seperti menjadi relawan untuk membaca dan menulis, menjadi guru dan memberikan kursus baca tulis. Dan memberikan akses yang layak untuk pendidikan di sekitar kita.

Akses sumber daya literasi sangatlah penting, karena ini merupakan sarana kita dalam membaca. Akses yang termasuk tradisional yang kita tau adalah perpustakaan, perpustakaan bisa menjadi sarana peningkatkan literasi. Berdasarkan sumber data, pada tahun 2019, Indonesia memiliki 164,610 perpustakaan. Indonesia merupakan negara dengan perpustakaan terbanyak di dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun