Mohon tunggu...
Reza Ashari
Reza Ashari Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

“Read a thousand books, and your words will flow like a river" (Lisa See) asharireza29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Social Intelligence (SI) dalam Dimensi Kepemimpinan

7 Juli 2020   06:06 Diperbarui: 7 Juli 2020   06:11 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Daniel Goleman

Intelegensia merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir, memecahkan masalah, belajar dari pengalaman dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang baru dan berpengaruhterhadap kebiasaan atau perilaku dari individu tersebut. 

Dalam banyak hal, intelegensia ini berkaitan dengan IQ (intelligence Quotient) dan 40-80 persen variabilitas dari IQ ini dipengaruhi  oleh genetic dari seseorang. Hal ini berrati bahwa lingkungan dari individu sangat berpengaruh terhadap perkembangan IQ seseorang individu. 

IQ ini dapat ditingkatkan dengan belajar dan para ahli telah mengembangkan beberapa pengukuran IQ dari seseorang individu seperti pengukuran IQ dengan metode Binet dan WAIS (Weschler Adult Intellegence Scale).

Selain itu, intelegensia ini dapat membentuk karakter individu dalam melakukan komunikasi dan menggerakkan individu lain saat mereka berinteraksi dengan orang lain. Pada tahun 1920, Edward Thorndike mengembangkan konsep SQ (Social Intelligence) dalam melakukan interaksi sosial seseorang individu. 

Menurut Throndike, SI (Social Intelligence) merupakan kemampuan dalam mengerti dan mengatur individu baik laki-laki maupun perempuan dalam interaksi sosial mereka. Lalu, pada tahun 2005, Karl Albrect mengidentifikasi 5 model dalam SI yang disebut dengan SPACE (Situational Awareness, Presence, Authenticity,Clarity and Empathy).

SI ini berperan penting dalam kepemimpinan. Dengan kemampuan sosial ini seseorang pemimpin dapat mengerti perasaan dan emosi serta merasakan hal yang sama dengan staf yang dipimpinnya sehingga berdampak pada roda organisasi serta menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi. 

Kemudian Daniel Goldman dan Richard Boyatzis mengembangkan 4 model kompetensi kemimpinan yang berdasarkan pada kemampuan sosial yaitu kesadaran diri sendiri, kesadaran sosial, manajemen diri, dan hubungan dalam manajemen.

Kemampuan sosial ini berhubungan dengan kemampuan mengatur emosi dari seorang individu. Seseorang dengan kemampuan ini mampu beradaptasi di lingkungan organisasi mana individu tersebut ditempatkan. 

Selain itu, pemimpin dengan kemampuan sosial ini dapat bekerjasama, mampu mneginspirasi orang lain,mendukung dan memberi feedback kepada staf serta menjadi mentor terhadap staf dalam suatu organisasi. Berikut gambaran model tipe SI yang berkaitan erat dengan EI (Emotional Intelligence) yang disampaikan oleh Daniel Goleman

Secara keseluruhan, untuk menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi tidak lah mudah dan tidak cukup hanya mengutamakan kepintaran dari sisi IQ tetapi banyak lagi kemampuan selain IQ yang harus dimiliki seorang pemimpin sebagai contoh SI ini. 

Kecerdasan sosial ini merupakan hal yang harus dipunyai seseorang bila ingin menjadi pemimpin. Bila pimpinan mampu menggabungkan kecerdasan sosial ini dengan kepintaran secara akademis maka akan dapat membuat suatu organisasi menjadi lebih baik dan dapat menurunkan konflik terjadi dalam organisasi tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun