Semarang, 25 Juli 2025 – Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan yang jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahun. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia. Di Indonesia sendiri, kasus gagal ginjal terus bertambah dari tahun ke tahun, bahkan banyak pasien baru menyadari kondisinya ketika sudah memerlukan terapi cuci darah.Â
Masalah utama PGK adalah sifatnya yang sering tidak bergejala pada tahap awal. Ginjal yang rusak perlahan masih bisa bekerja sehingga penderita merasa sehat. Namun, kerusakan tersebut terus berkembang sampai akhirnya muncul gejala serius seperti bengkak pada kaki, mual, mudah lelah, dan berkurangnya nafsu makan. Kondisi ini membuat banyak orang terlambat mengetahui penyakitnya.Â
Untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih berat, deteksi dini sangat penting dilakukan. Salah satu cara sederhana adalah dengan pemeriksaan parameter urin seperti protein dan albumin, yang menjadi tanda awal adanya gangguan ginjal. Selain pemeriksaan, masyarakat juga perlu mendapatkan informasi tentang cara menjaga kesehatan ginjal agar lebih peduli dengan kesehatannya sendiri.Â
Atas dasar itu, tim pengabdian masyarakat Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang melaksanakan kegiatan sosialisasi kesehatan ginjal sekaligus pemeriksaan urin bagi warga Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Kegiatan ini didukung oleh pihak Kelurahan Sedangmulyo dan dana DIPA Poltekkes Kemenkes Semarang dan diikuti oleh 37 orang peserta. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 33 orang (89,2%) dalam kondisi normal, sedangkan 4 orang (10,8%) terdeteksi memiliki kelainan. Rinciannya, 3 orang positif proteinuria dan 1 orang positif albuminuria.
Temuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga masih dalam kondisi baik, namun adanya 4 orang dengan hasil positif menjadi peringatan dini bahwa masalah ginjal bisa saja sudah mulai terjadi tanpa disadari. Pemeriksaan sederhana ini berhasil mengidentifikasi peserta yang perlu perhatian lebih lanjut, sehingga mereka bisa segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Selain itu, hasil ini juga menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi kelompok lansia dengan faktor risiko seperti hipertensi. Deteksi dini melalui pemeriksaan urin sederhana dapat menjadi langkah preventif yang efektif untuk mencegah perkembangan penyakit ginjal kronis yang sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Dengan demikian, kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara berkesinambungan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal sejak dini.Â
Bersamaan dengan pemeriksaan, dilakukan pula penyuluhan mengenai kesehatan ginjal dan pencegahan PGK. Untuk menilai tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan ginjal, dilakukan pre-test dan post-test kepada peserta. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, yaitu nilai rata-rata pre-test sebesar 8,24 meningkat menjadi 8,54 pada post-test. Meski peningkatannya tidak terlalu besar, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi mampu menambah wawasan peserta tentang kesehatan ginjal dan pentingnya deteksi dini.Â
Kegiatan ini juga memperlihatkan bahwa pemeriksaan urin sederhana ditambah dengan edukasi kesehatan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Tidak hanya mendeteksi adanya kelainan, tetapi juga meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga kesehatan ginjal dalam kehidupan sehari-hari. Warga menyambut baik kegiatan ini. Mereka merasa terbantu karena bisa mengetahui kondisi kesehatannya sekaligus memperoleh informasi yang bermanfaat untuk pencegahan.