Mohon tunggu...
Najwa Isaura
Najwa Isaura Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Jakarta

Desain untuk ekspresi, membaca untuk inspirasi, menulis untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

#KaburAjaDulu: Refleksi Kegelisahan atau Kurangnya Nasionalisme?

30 Juni 2025   22:44 Diperbarui: 30 Juni 2025   22:44 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koper Bepergian (Sumber: https://pixabay.com/ )

Fenomena #KaburAjaDulu yang sempat menjadi trending topik di awal tahun ini bukan sekadar candaan dunia maya. Di balik tagar yang viral itu, tersembunyi kegelisahan mendalam dari sebagian warga negara, terutama generasi muda, terhadap kondisi yang mereka rasakan semakin tidak ideal di tanah air. Mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan, tingginya biaya hidup, hingga akses pendidikan dan layanan kesehatan yang tak merata---semua ini menjadi alasan mengapa banyak orang merasa bahwa hidup di Indonesia tidak lagi memberikan harapan yang layak.

Keputusan untuk "kabur dulu" ke luar negeri---baik untuk belajar, bekerja, atau sekadar mencari ruang bernapas---sering kali dipandang sebelah mata. Mereka dianggap kurang nasionalis, tidak cinta tanah air, bahkan dituduh lari dari tanggung jawab sebagai warga negara. Padahal, bagi sebagian besar dari mereka, keputusan itu bukan soal meninggalkan, tetapi justru soal bertahan.

Di tengah berbagai tekanan dan keterbatasan, ketika ada kesempatan legal dan positif untuk membangun hidup di luar negeri, mereka mengambilnya. Bukan karena benci pada Indonesia, melainkan karena ingin memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga. Ironisnya, justru ketika berada jauh dari rumah, banyak dari mereka yang semakin mencintai Indonesia. Mereka mulai melihat tanah air dengan sudut pandang baru, lebih jernih, lebih bijak. Mereka menyadari betapa pentingnya tanah kelahiran, dan suatu saat, mereka pun kembali---membawa pulang ilmu, pengalaman, bahkan semangat baru untuk membangun negeri.

Namun tetap saja, fenomena ini adalah sinyal yang tidak bisa diabaikan. #KaburAjaDulu bukan hanya tren sesaat, melainkan cerminan krisis kepercayaan terhadap sistem dan arah pembangunan bangsa. Ketika negara gagal menjamin keadilan, kesejahteraan, dan kepastian hukum bagi seluruh warganya, wajar jika sebagian merasa frustrasi. Dan jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi brain drain besar-besaran---hilangnya sumber daya manusia unggul yang memilih untuk tidak kembali. Ini adalah kerugian nyata yang harus ditanggapi serius.

Meski begitu, "kabur" bukanlah satu-satunya jalan keluar, apalagi solusi terbaik tanpa perhitungan matang. Pergi ke luar negeri juga menuntut kesiapan dari banyak aspek: finansial, kesehatan, hingga mental. Tanpa persiapan yang matang, langkah tersebut justru bisa menjadi bumerang yang memperburuk keadaan pribadi.

Lebih dari itu, penting bagi kita untuk kembali pada nilai-nilai dasar kewarganegaraan yang selama ini diajarkan sejak bangku sekolah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengajarkan bahwa menjadi warga negara bukan sekadar soal mendapatkan hak, tetapi juga menjalankan kewajiban: menjaga, membela, dan berkontribusi untuk negeri ini. Kita tidak bisa hanya mengkritik dari kejauhan tanpa ikut andil dalam perubahan.

Indonesia, dengan segala persoalannya, tetaplah rumah kita. Alih-alih terus menerus menghakimi mereka yang memilih pergi, atau sebaliknya---menganggap yang bertahan sebagai korban pasrah---kita perlu duduk bersama dan mulai bertanya: apa yang sebenarnya salah, dan bagaimana kita bisa memperbaikinya?

Membangun negeri ini bukan perkara instan, bukan pula tugas segelintir orang. Dibutuhkan keberanian, kerja keras, dan kolaborasi dari semua pihak. Mungkin "kabur" terlihat lebih mudah, tapi tinggal, bertahan, dan memperjuangkan perubahan adalah bentuk kecintaan yang paling mulia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun