Mohon tunggu...
najwa amelia zein
najwa amelia zein Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa semester 2 program studi manajemen pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gudang Sunyi, Jendela Dunia: Ketika Perpustakaan Bicara Melalui Halaman Buku.

4 Mei 2025   18:49 Diperbarui: 4 Mei 2025   18:49 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perpustakaan kerap dijuluki sebagai "gudang sunyi", karena terkesan sebagai tempat yang tenang dan hening.  Sebutan ini muncul karena perpustakaan menyimpan ribuan, bahkan jutaan koleksi buku, dokumen, dan berbagai bentuk informasi lainnya. Di balik kesunyian suasananya, perpustakaan sebenarnya memiliki peran yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan penyebaran pengetahuan. Berbagai ribu bacaan dapat menjadi sumber ilmu bagi kehidupan seseorang yang ingin mencari tahu sumber ilmu.

Meskipun aktivitas di dalamnya terlihat senyap, perpustakaan menyimpan potensi luar biasa dalam membentuk cara berpikir masyarakat dan memperluas wawasan mereka. Setiap buku yang tersusun rapi di rak bukan hanya sekedar lembaran kertas, tetapi merupakan jendela menuju ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, sosial, dan ide-ide yang bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap dunia. Koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan dapat menjadi sumber pembelajaran yang tak ternilai harganya. Berbagai sumber ilmu yang bisa kita dapatkan untuk memajukan generasi-generasi saat ini. 

Buku sering disebut sebagai "jendela dunia" karena lewat aktivitas membaca, seseorang bisa mengeksplorasi beragam pengetahuan, mengenal budaya-budaya dari berbagai tempat, serta memahami sudut pandang dan pemikiran yang berbeda, bahkan dari belahan dunia yang jauh. Membaca memungkinkan kita untuk melampaui batas geografis tanpa harus meninggalkan tempat kita berada. Membaca merupakan sebuah kunci untuk kita mengetahui berbagai macam wawasan yang ada di berbagai belahan dunia.

Namun demikian, akses terhadap buku belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Di daerah-daerah terpencil mendapatkan buku bukanlah hal yang mudah. Keterbatasan infrastruktur dan lokasi geografis yang sulit dijangkau membuat masyarakat di sana harus mengandalkan jalur laut dan udara untuk bisa mendatangkan buku. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya membangun budaya literasi dan meningkatkan minat baca di wilayah-wilayah pelosok. Minat baca yang harus kita tingkatan dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia untuk menambahkan wawasan dan pemikiran maju di zaman sekarang.

Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan koleksi buku, melainkan juga menjadi sarana untuk menyampaikan beragam pengetahuan, nilai, dan pesan yang terkandung dalam setiap lembar halaman. Buku-buku di dalamnya tidak hanya diam, melainkan "berbicara" kepada para pembaca, menyampaikan ide-ide dan pemikiran dari berbagai masa dan tempat. Lembar halaman yang dapat kita baca di dalam buku, menjadi sumber yang paling penting bagi kehidupan kita.

Untuk memperluas jangkauan dan mendorong minat baca, terutama di wilayah yang sulit diakses, perpustakaan kini hadir dengan berbagai inisiatif kreatif seperti layanan perpustakaan keliling dan pojok literasi digital. Program-program ini menjadi jembatan antara masyarakat dan sumber bacaan, memungkinkan mereka tetap dapat mengakses ilmu pengetahuan meskipun tinggal jauh dari pusat kota. Program-program ini sangat penting diciptakan dengan tujuan memudahkan akses masyarakat di seluruh wilyah.

Melalui membaca, generasi muda dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global. Di era digital, di mana informasi mudah diakses melalui internet, tantangan baru muncul dalam membudayakan membaca buku. Masyarakat cenderung lebih memilih mengakses di dunia maya daripada membaca buku fisik. Namun, buku tetap memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi yang lebih mendalam dan terstruktur dibandingkan dengan informasi yang cepat dan terkadang dangkal di internet .

Perpustakaan, sebagai "gudang sunyi" yang menyimpan berbagai pengetahuan, memiliki peran penting dalam membudayakan membaca dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Melalui buku, perpustakaan membuka "jendela dunia" bagi masyarakat untuk menjelajahi berbagai pengetahuan dan budaya. Meskipun dihadapkan pada tantangan era digital, perpustakaan tetap menjadi sarana penting dalam membangun generasi cerdas dan berpengetahuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun