Selama ini start up yang sudah menjadi unicorn hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang ada di perkotaan. Padahal jika dilihat dari berputarnya ekonomi yang ada dalam pertanian juga tak kalah besar dengan perputaran ekonomi dari start up lainnya. Kebutuhan seperti pupuk, pestisida, tenaga pertanian, upah pekerja, jual beli saat panen hingga industri pasca panen diyakini mampu menjadi unicorn baru jika dapat dihimpun dengan baik.
Mungkin tulisan ini mewakili apa yang selama ini bersarang direlung hati petani. Yang entah tak tau harus kemana untuk disuarakan. Apa mungkin suara yang telah dititipkan kepada para wakil saat reses, hanya terduduki dibalik kantong celana belakang?. Entahlah, itu bukan yang sedang kami cari saat ini.
Yang pasti, memperlakukan petani bukan seperti lebah di hutan. Diambil madunya lalu ditinggalkan. Namun perlakukanlah seperti lebah di pekarangan. Diambil madu nya lalu dikembangbiakan. Atau dalam Bahasa Yunani kuno sering dikenal dengan "ojo mung gelem penak e tok, nanging ora gelem ngerti rekasane".