Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tantangan Memajukan Kebudayaan Nasional

11 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 12 Maret 2019   19:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi : Rehearsal Semarang Night Carnival 2018

Jika hal itu ditarik kepada masyarakat kita, seperti apa jadinya? Pengaruh dari kebudayaan berhasil menginfluence masyarakat kita. Ada kecenderungan kiblat peradaban budaya adalah korea. Kita rela jauh-jauh untuk pergi ke sana. Belajar akan budayanya. Untuk sampai di sana dibutuhkan transportasi dan akomodasi sebagai penunjangnya. Dampaknya keuntungan untuk sektor pariwisata di sana.

Jika masyarakat kita sudah menanamkan mindset seperti ini. Pariwisata domestik akan sepi pengungjung. Industri pariwisata akan merugi. Lebih-lebih akan berdampak terhadap keadaan ekonomi nasional. Karena sektor pariwisata merupakan salah satu penggerak roda perekonomian.

Dokumentasi pribadi : Defile Burung blekok dalam acara Semarang Night Carnival 2017
Dokumentasi pribadi : Defile Burung blekok dalam acara Semarang Night Carnival 2017
Hal ini senada dengan World Travel and Tourism Council (WWTC) yang mempublikasikan datanya, industri pariwisata menghasilkan pendapatan dunia per tahun lebih 5,5 % dari perekonomian dunia. 

Industri pariwisata ini juga menyerap tenaga kerja sebesar sebesar 1 dari 15 tenaga kerja bekerja pada sektor pariwisata. Perusahaan-perusahaan dalam industri pariwisata melakukan investasi per tahun sebesar lebih dari 7,3 % dari total investasi dunia. Selain itu sektor pariwisata menghasilkan penerimaan pajak per tahun (personal taxes) sebesar 6 % dari total penerimaan pajak dunia (total world tax payment).

Lalu, bagaimana jika peradaban budaya tersebut sudah benar-benar tertanam di benak mereka. Bahkan menggeser tatanan budaya sendiri. Yang semestinya bukan bagian dari jati diri bangsa. Lalu diadopsi begitu saja. Bukan berarti kita anti budaya asing dan tidak ingin berkembang menerima perubahan? Melainkan perlu mensortir mana yang perlu diterima dan tidak.

Implikasi yang ditimbulkan sangat luar biasa. Dari paparan tersebut, pandangan kita sudah tersadarkan untuk mencintai dan merawat kebudayaan yang dimiliki. Semestinya kita tidak ingin hanya menjadi pasar bagi mereka. Keuntungan berhasil diborong ke sana. Lebih-lebih jika terlena, apabila kebudayaan kita diambil oleh negara lain. Kita baru ribut-ribut meminta untuk mengembalikannya. Karena tak mau melestarikannya.

Lantas, bagaimana memajukan budaya nasional? Syukur-syukur dikenal hingga manca negara, yang dapat mendatangkan wisatawan manca negara.

Kesuksesan memajukan budaya tak ubahnya sebuah negara yang berhasil menjuarai gelar bergengsi ditingkat benua bahkan dunia. Seperti halnya menjuarai gelar bergengsi dalam turnamen sepak bola.

Berkaca dari lahirnya juara Piala Dunia 2018 di Rusia kemarin. Siapa yang mengira Perancis akan menjadi juara? Banyak yang menjagokan Jerman, Belgia, Argentina, Spanyol bahkan Brazil untuk menjadi juara.

Karena sebagian besar pengamat menilai skuad Perancis bukan the winning team. Tidak ada sosok nama besar yang menjadi andalan di liga Eropa. Seolah-olah penerus Zinedine Zidane kehabisan stok, kalau dicermati pemain yang tampil adalah para pemain muda.

Namun jika kita menengok kebelakang, saat Paul Pogba, Kylan Mbappe, dan Geoffrey Kondogbia berada di timnas junior Perancis. Perjuangannya begitu besar. Persiapan tim yang matang, didukung pelatih, Pierre Mankowski yang piawai meracik strategi permainan. Mampu mengantarkan timnas junior Perancis menjuarai Piala Dunia U-20. Setelah menang tos-tos an melawan Uruguay di partai puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun