Mohon tunggu...
Nailul kamila BA
Nailul kamila BA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Hai penuntun masa depan, yuk buka jendela dunia melalui membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan Pembangunan Pertanian di Indonesia

28 Januari 2024   10:03 Diperbarui: 28 Januari 2024   10:06 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebagai negara agraris Indonesia masih belum bisa mengoptimalkan produksi pertanian sebagai swasembada masyarakat. Hal ini di karenakan banyaknya permasalah pertanian yang belum di tangani secara mendalam. Berikut merupakan permasalahan pembangunan pertanian berkelanjutan :

1.Penggunaan teknologi dan inovasi pertanian yang masih terbatas, kurangnya akses dan pemahaman terhadap teknologi modern, dan kurangnya ketepatan teknik budidaya yang dapat menghambat peningkatan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih banyak petani yang mengolah lahan berdasarkan naluri dan pengalaman, padahal di zaman sekarang sektor pertanian yang dikelola menggunakan teknologi dan inovasi dengan bekal pengetahuan yang lebih luas tentang pertanian, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian dengan pesat. 

Masalah ini dapat ditanggulangi dengan cara peningkatan akses petani terhadap pertanian modern melalui pelatihan dan pendampingan, meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan dalam teknologi pertanian, serta adanya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk mengembangkan dan memperkenalkan teknologi pertanian yang inovatif.

2.Infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan, irigasi, dan penyimpanan hasil pertanian, yang dapat menghambat distribusi dan pemasaran produk pertanian. Hal ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani. Oleh karena itu pemerintah perlu meningkatkan akses pembiayaan pembangunan infrastruktur pertanian, dan juga meningkatkan akses petani ke pasar melalui pengembangan jaringan distribusi yang efisien.

3.Perubahan iklim yang tidak teratur, seperti peningkatan suhu, pola curah hujan yang tidak menentu, serangan hama dan penyakit. Hal inilah yang dapat mengganggu produksi pertanian dan mengurangi hasil panen. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, seperti penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi atau kekeringan, selain itu juga perlu meningkatkan kesadaran petani terhadap perubahan iklim dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan.

4.Banyaknya petani yang menggunakan bahan kimia berlebihan, yang dapat menyebabkan  munculnya hama dan penyakit, hilangnya plasma nutfah, punahnya predator dalam ekosistem dan resistannya organisme penganggu tanaman. Kebiasaan ini dapat di gantikan dengan membiasakan metode pertanian organik dan ramah lingkungan, yang dimulai dari pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan bahan kimia yang tepat dan aman bagi lingkungan. Selain itu juga harus ada penerapan kebijakan yang mendorong penggunaan alternatif ramah lingkungan seperti biopestisida dan pupuk organik.

5.Terjadinya krisis generasi muda, kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Yang diakibatkan oleh generasi muda yang kurang kesadaran terhadap potensi sektor pertanian, dan banyaknya generasi muda yang lebih memilih terjun pada sektor industri yang dianggap lebih menjanjikan. Adanya program modernisasi pertanian adalah salah satu ide cemerlang untuk mengubah citra pertanian menjadi sebuah bisnis yang menarik bagi seluruh usia.

6.Munculnya stigma masyarakat luas yang meremehkan atau memandang sebelah mata. Sebagian besar masyarakat berpikir bahwa sektor pertanian yang menghasilkan keuntungan yang sangat kecil, bahkan berpotensi tinggi merugi. Selain itu banyaknya masyarakat yang menganggap petani adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh kalangan kelas menengah ke bawah. 

Dalam hal ini, pemerintah dapat membangun kolaborasi dan kemitraan antara petani, pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk meningkatkan citra dan nilai pertanian, serta mengembangkan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dapat juga memanfaatkan platform komunikasi untuk menyebarkan informasi positif mengenai pertanian, seperti film yang menceritakan tentang petani dan keberhasilan mereka. 

Dengan mengimplementasikan ini, diharapkan masyarakat dapat mengubah stigma petani yang asalnya dianggap remeh menjadi stigma yang pantas pada petani yakni sebagai pilar utama dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pembangunan ekonomi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun