Mohon tunggu...
Nailatunnajah
Nailatunnajah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia di Era Reformasi

15 Juni 2022   21:08 Diperbarui: 15 Juni 2022   21:20 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membicarakan perkembangan sastra suatu bangsa tentunya harus membicarakan sejarah sastra itu. Kehadiran kesusastraan Indonesia tidak dapat lepas dari sejarah yang melahirkan dan membesarkannya. Beberapa ahli sastra memberikan argumen yang dijadikan landasan pijakan kapan kelahiran sastra Indonesia. Beberapa pendapat tersebut menyiratkan bahwa perjalanan sastra Indonesia belumlah panjang. Usia kesusastraan Indonesia tidaklah sepanjang kesusastraan Inggris, Amerika, Arab, Jepang, Cina atau kesusastraan negara lainnya.

Namun demikian, dengan usia yang belum terlalu panjang tersebut bukan berarti sastra Indonesia sepi dari karya-karya yang monumental. Kehidupan sastra Indonesia sejak kelahiran sampai sekarang sangatlah marak. Banyak sastrawan yang lahir pada setiap masa dan membawa bentuk-bentuk yang berbeda dengan masa sebelumnya. Berbagai peristiwa kesusastraan datang silih berganti mewarnai perjalanan sastra Indonesia. Hasil sastra yang dilahirkan terus bertambah setiap saat.

Perubahan kekuasaan politik dari Suharto ke B.J. juga disertai dengan pergeseran budaya populer. Habibi, kemudian K.H. Abdurahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri sempat berdiskusi tentang Penulis Pasukan Reformasi. Kemunculan generasi ini ditandai dengan menjamurnya karya-karya sastra, puisi, cerpen, dan novel bertema sosial-politik, khususnya yang berkaitan dengan Reformasi. Beberapa bulan terakhir, rubrik puisi tentang peduli bangsa atau puisi tentang reformasi sedang populer di kalangan pembaca Harian Republika. Ada banyak tahap pembacaan puisi dan antologi puisi selama ini yang didominasi oleh puisi politik. Para penulis Angkatan Reformasi merenungkan kondisi sosial dan politik yang terjadi pada akhir 1990-an, serta jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 berdampak positif terhadap lahirnya karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada tahun tersebut. Lukisan yang awalnya jauh dari terkenal sering menjadi lebih populer di abad-abad berikutnya

Beberapa tahun terakhir perkembangan sastra Indonesia ditandai dengan munculnya pengarang-pengarang perempuan yang karyanya sangat dipuji oleh para pengamat sastra, dan diapresiasi oleh masyarakat. Tema untuk mengeksplorasi masalah Seks erat kaitannya dengan tema-tema Islam yang ditulis oleh penulis-penulis Islam. Di bawah naungan Forum Lingkar Pena (FLP) Tidak hanya tersebar di kota-kota di Indonesia, tetapi juga memiliki cabang di luar negeri. Pesatnya perkembangan teknologi menjadikan internet sebagai media terbuka dan tidak terbatas yang memungkinkan berekspresi tanpa batas tanpa sensor, yang menjadikannya ruang bagi para penulis yang tidak terakomodasi oleh media tulis tradisional seperti surat kabar, majalah, dan penerbitan.

Adapun perisriwa-peristiwa penting yang terjadi di era reformasi diantaranya yaitu, Terbitnya Jurnal Cerpen padan tahun 2002 oleh Joni Ariadinata, dkk. Kemudia ada Lomba Sayembara Menulis Novel yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2003. Lalu ada Festival Seni Surabaya pada tahun 2005. Dan Kongres Cerpen yang dilaksanakan secara berkala dua tahun sekali. Kongres ini berhasil mengangkat citra cerpen secara lebih terhormat. Kegiatan ini juga sekaligus untuk menyosialisasikan keberadaan cerpen sebagai bagian dari kesusastraan yang penting. Dan yang terakhir adalah munculnya Cybersastra.

Di era reformasi ini juga banyak tokoh-tokoh penting di dalamnya. Beberapa diantaranya yaitu, Ahmadun Yosi Herfanda yang sangat dikenal sebagai sastrawan Indonesia. Dan juga ada Acep Zamzam Noor yang merupakan putra tertua dari seorang ulama kharismatis dari Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun