Mohon tunggu...
Naila Marwa
Naila Marwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa semester 2.

Seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Negeri Surabaya, tepatnya di program studi Ilmu Administrasi Negara. Tertarik untuk mempelajari tentang organisasi, self-management, dan leadership.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Paternalistik dalam Produktivitas Karyawan

18 Mei 2024   14:28 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Para pakar manajemen telah banyak memberikan tentang pengertian dan teori kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, hal itu disebabkan organisasi tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinan. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang memimpin organisasi, bahkan maju atau mundurnya suatu organisasi sering diidentikkan dengan perilaku kepemimpinan dari pimpinannya.

Dengan demikian, pemimpin bertanggung jawab terhadap pelaksanaan organisasi yang dipimpin, hal ini menempatkan posisi pemimpin yang sangat penting dalam suatu organisasi. Masalah kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, sebab suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan berorganisasi yang merupakan posisi kunci.

Hal ini dikarenakan bahwa kepemimpinan seorang pemimpin berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar manusia dalam organisasinya. Kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Kepemimpinan berasal dari kata "pimpin" yang berarti tuntun, bina atau bimbing, dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan.

 Kepemimpinan dapat pula didefinisikan sebagai seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Stephen P. Robbins "Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhisuatu kelompok untuk pencapaian tujuan".

Soehardjono memaparkan istilah kepemimpinan (leadership) secara etimologis, leadership berasal dari kata "to lead" (bahasa: Inggris) yang artinya memimpin. Selanjutnya timbullah kata "leader" artinya pemimpin yang akhirnya lahir istilah leadership yang diterjemahkan menjadi kepemimpinan.

Anoraga mengartikan "Kepemimpinan sebagai hubungan dimana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pimpinan tersebut".


Selanjutnya menurut Amirullah dan Budiyono (2004 : 245) kepemimpinan merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk memberi tugas, mempunyai kemampuan untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain (bawahan) melalui pola hubungan yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari definisi-definisi kepemimpinan yang berbeda-beda tersebut diatas, pada dasarnya kepemimpinan mengandung kesamaan pemahaman bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang positif, juga adanya unsur-unsur orang yang memimpin, yang dipimpin, adanya organisasi dan adanya tujuan yang ingin dicapai bersama.

Gaya kepemimpinan paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan pemimpin sebagai figur ayah atau ibu yang mengambil keputusan demi kesejahteraan bawahannya. Gaya kepemimpinan paternalistik kerap ditemukan dalam organisasi atau budaya yang hubungan antara pemimpin dan anggotanya mirip dengan hubungan orang tua dan anak-anaknya.

Pemimpin dengan gaya kepemimpinan paternalistik cenderung memiliki kontrol penuh atas keputusan serta arah organisasinya. Pemimpin tersebut membuat keputusan berdasarkan apa yang ia percayai sebagai yang terbaik untuk organisasi dan anggotanya, meskipun sering kali tanpa meminta masukan atau konsultasi dengan anggotanya

Pemimpin paternalistik juga cenderung melindungi anggota mereka dan kerap kali merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka. Pemimpin mungkin memberikan dukungan, bimbingan, saran, serta berusaha untuk memastikan bahwa anggotanya merasa aman dan nyaman dengan pekerjaan mereka. Kelebihan gaya kepemimpinan paternalistik adalah penciptaan lingkungan kerja yang mendukung dan terasa seperti keluarga. Hal ini meningkatkan loyalitas dan komitmen anggota terhadap organisasi. Kelebihan lainnya adalah mempercepat proses pengambilan keputusan karena pemimpin yang membuat keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun