Mohon tunggu...
Naila Karima
Naila Karima Mohon Tunggu... Mahasiswa - ILD UM '18

tidur terus menerus itu tidak baik dan tidak dibenarkan. tapi saya amat suka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Steak?

12 Oktober 2017   12:40 Diperbarui: 12 Oktober 2017   12:55 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Inspired by writer's writing : My Amusing Sibling Nadhirul Maghfiroh (nadhirulmaghfiroh.wordpress.com)

Cerpen ini pernah saya ikut sertakan di lomba Festival Bahasa dan Sastra UNAIR Surabaya dan mendapat Juara II tingkat Jawa Timur. Selamat membaca!

Steak?

"okay, I'll see you Dham, take care", kalau kau boleh tahu, berpasir sudah rangkaku senja ini. Kalaupun mau ditutup, bukan saat yang tepat. Bakal eman,kasihan juga yang pada datang lalu diusir pulang. Ah tak apa, kalau sudah tak kuasa juga usai pukul 10 nanti aku tutup saja.

***

Mungkin 5 bulan kedepan bakal dikata bagai pasir yang tersapu ombak, tak terarah, tak pasti, tak tentu, bubrah. Takdir atau lintasan yang telah digasriskan juga, disebut bahagia, iya sih bakal bahagia tak melakukan aktivitas senjlimet bagai tuntutan seorang pelajar. Diakata susah, sudah jelas susah tak sumringah,menunggu hasil dari jerih payah selama 3 tahun tak genap 3 tahun juga sebenarnya. Belum juga apa yang diidamkan bagai calon calon penilik, pembangun, aktor, lakon utama di masa depan. Entah siapa siapa yang ingin menjadi sarjana atau pemakai seragam bersenjata, atau yang usai bakal masih klontang-klantung dalam menentukan apa yang akan dikerjakannya usai jenjang sekolah menengah atas ini.    

"Duh, Yaa Rabb", lamat lamat tak terkecap kubis keras yang suaranya bagai krupuk yang sungguh kriuk digigit usai ditiriskan dari penggorengan. Sedikit tenggelam terpikirkan  akan apa yang nantinya "subjek" yang kusandang usai masa ini. "blush..", aroma daging mentega memecah gumamku. Sudah jelas kutahu siapa pemiliknya, karena hanya  dua orang tersisa dalam kelas ini ketika istirahat, dua manusia yang enggan sekali menjangkah beberapa meter saja untuk ke kantin.

Kerap kali juga aku tak tahan berdesal-desalan dengan mereka yang kalap akan menyantap asupan takaruan senggol kanan kirinya. Makin menguncang amarah yang responnya malah membuat hasrat cepat ingin makan saja, tapi yang membuat diriku bagai kambing kebakaran jenggot ketika sudah sewindu mengantri lalu habis sudah ternyata makanan di kantin "Oh tuhan, that's why aku males banget ke kantin". Namun satu kendala saja yang menimpa, aroma masakan yang membuatku hampir sepersekon menahan nafas.

***

Terik. Semoga sore nanti tak hujan lagi, aku ingin pergi ke floristsebelah membeli chrysant putih yang tadi pagi sempat kulirik begitu segar, semoga juga nanti masih ada dan tetap segar.

Jendela kelas ini tampak seperti bangunan tua yang usang, reot, bagai tak punya manusia yang digrak untuk membersihkan saja. Setahuku bangunan sekolah menengah atas ini bukan bangunan yang dibangun pada masa koloni. Padahal tak kekurangan juga office boy pun bisa dikata tak sedikit, mungkin hanya ruangan ini yang kancrit tak dibersihkan saking banyaknya ruangan yang dibangun pada sekolah ini. Kurang 15 menit lagi bel bakal mendering membuat brebek telinga. Tak apalah segera usai juga ujian hari ini, biologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun