Pada masa penjajahan Belanda, bangsa Indonesia mulai bangkit dengan semangat untuk merdeka dan lepas dari penindasan. Rasa nasionalisme tumbuh di berbagai kalangan masyarakat, termasuk kaum intelektual, pelajar, dan tokoh-tokoh dari beragam suku dan etnis. Kebangkitan ini menjadi awal dari masa pergerakan nasional Indonesia, ketika kesadaran untuk bersatu sebagai bangsa mulai kuat terasa.
Salah satu tokoh penting yang ikut berperan dalam perjuangan ini adalah Liem Koen Hian, seorang wartawan dan tokoh Tionghoa yang memperjuangkan kesetaraan dan semangat kebangsaan melalui media. Ia mendirikan koran Sin Tit Po yang banyak menyuarakan semangat nasionalisme dan menolak diskriminasi rasial dari pemerintah kolonial Belanda. Melalui tulisannya, Liem Koen Hian menegaskan bahwa orang Tionghoa yang lahir dan hidup di Indonesia adalah bagian dari bangsa Indonesia, bukan bangsa asing. Ia juga mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang mendukung perjuangan kemerdekaan dan memperjuangkan persatuan antar-etnis.
Selain perjuangan tokoh-tokoh seperti Liem Koen Hian, muncul pula berbagai peristiwa penting yang memperkuat semangat nasionalisme, seperti Manifesto Politik 1925 dan Kongres Pemuda 1928. Manifesto Politik 1925 menegaskan pentingnya persatuan nasional, solidaritas antargolongan, dan perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Sementara itu, Kongres Pemuda 1928 melahirkan Sumpah Pemuda, yang menyatukan seluruh pemuda Indonesia dengan tekad “bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu: Indonesia.”
Perpaduan perjuangan para tokoh lintas etnis dan semangat persatuan dari seluruh rakyat Indonesia menjadi dasar kuat dalam mewujudkan kemerdekaan. Peran Liem Koen Hian dan etnis Tionghoa menunjukkan bahwa perjuangan untuk Indonesia merdeka bukan hanya milik satu golongan, melainkan hasil dari kerja sama dan kesadaran seluruh rakyat tanpa memandang asal-usul.
Dari masa pergerakan nasional ini, kita dapat belajar bahwa persatuan, toleransi, dan semangat kebangsaan adalah kunci utama dalam membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI