Pada tanggal 07 Oktober 2025, dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila yang dibimbing oleh Bapak Drs. Study Rizal LK, MA., kami mahasiswa/i program studi kesejahteraan sosia kelas 1C dan 1D UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempelajari materi menarik tentang perjalanan panjang Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia. Dari proses perumusan hingga pengesahannya, saya semakin menyadari bahwa Pancasila bukan sekadar rangkaian lima sila yang dihafal di bangku sekolah, melainkan hasil perjuangan dan perenungan mendalam para pendiri bangsa. Di balik setiap sila, terdapat nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan yang lahir dari konteks sosial, politik, dan budaya yang kompleks.
Materi ini membuat saya merenung betapa kuatnya akar sejarah Pancasila. Nilainya tidak muncul secara tiba-tiba pada tahun 1945, tetapi tumbuh dari pengalaman panjang bangsa dari tradisi gotong royong, musyawarah, hingga kepercayaan kepada Tuhan yang sudah hidup dalam masyarakat Nusantara sejak masa kerajaan. Proses inkulturasi dan akulturasi budaya menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa yang menyatukan keberagaman agama, etnis, dan adat. Di sinilah saya memahami bahwa Pancasila bukan ide yang dipaksakan, melainkan cerminan jiwa bangsa itu sendiri.
Namun, ketika melihat dinamika dari masa ke masa, saya merasa Pancasila sering kali mengalami pasang surut dalam pengamalannya. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, Pancasila bahkan dipolitisasi dan dijadikan alat legitimasi kekuasaan. Sementara pada era Reformasi, nilai-nilainya mulai terpinggirkan dan dianggap formalitas belaka. Tantangan terbesar hari ini bukan lagi mempertahankan rumusannya, tetapi bagaimana menanamkan kembali makna dan esensinya di tengah derasnya arus globalisasi dan krisis moral yang melanda generasi muda.
Sebagai seorang mahasiswi, saya merasa bahwa mempelajari sejarah Pancasila bukan hanya bagian dari tugas akademik, tetapi juga tanggung jawab moral. Pancasila harus kembali dihidupkan dalam perilaku sehari-hari, bukan hanya diucapkan dalam upacara atau tulisan di dinding kelas. Jika generasi muda mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan kesadaran, maka bangsa ini tidak akan kehilangan arah. Karena sejatinya, Pancasila bukan sekadar warisan sejarah , ia adalah napas kehidupan bangsa yang harus terus dijaga agar tetap hidup di setiap zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI