Mohon tunggu...
Heribertus Naif
Heribertus Naif Mohon Tunggu... -

just live for save our earth

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uskup Atambua: Penting Pemulihan Ekologi NTT

15 April 2011   19:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menaggapi maraknya pertambangan yang dilakukan di NTT, beberapa tokoh organisasi, seperti Walhi NTT (Herry Naif), Torry Kuswardoyo (Jatam), Vic Manbai (Direktur Lakmas), Magnus Kobesi (LBH Timor) dan Noverius Nggili (Geng Motor iMuT) melakukan tatap muka dengan Uskup Atambu, Mgr. Dr. Dominikus Saku Pr, di Pastoran Paroki Sta. Theresia Kefamenanu, Rabu (13/04/11). Acara diskusi ini dibuka oleh Herry Naif (Walhi NTT) dengan menyampaikan bahwa maraknya pertambangan di NTT adalah simbol kegagalan Pemprov NTT dan Pemkab se-NTT dalam melakukan pembangunan yang kontekstual sesuai dengan kondisi masyarkat setempat. Padahal propinsi ini sementara dijuluki sebagai propinsi Jagung, Ternak, Koperasi dan Cendana. Tetapi implementasinya, jauh dari harapan akan cita-cita tersebut.

Penyampaian ini, kemudian ditanggapi Uskup Atambua bahwa kondisi pemulihan ekologi di NTT sungguh dibutuhkan. Mengenai tambanng Mangan di NTT adlaah sebuah pilihan dilematis, demikian ujar uskup Domi.

Lebih lanjut Uskup Domi Saku mengungkapkan bahwa Gereja katolik juga sedang memikirkan bagaimana melakukan sebuah proses pemberdayaan agar umat/jemaatnya mencapai kehiduapn yang lebih baik. Mengenai pertambangan mangan yang sedang dilakukan umatnya, dia miris melihat semua itu.

Sebagai pemimpin umat katolik, meminta agar pemerintah mestinya mengembangkan pertanian dan peternakan yang selama ini menjadi kebanggaan dan malah dinilai berdaulat.

Leih dari itu, dikemukakan bahwa umatnya yang 72,3% berpendidikan Sekolah Dasar ini harus didorong dengan terciptanya berbagai balai latihan agar masyarkaat dibangun kapasitasnya. Umat/Masyarakat di Kabupaten Belu dan TTU tanpa melalui sebuah kursus saja mereka punya kemampuan dalam menganyam dan membuat sarung. Dan ini bisa menjadi sumber pendapatan bagi mereka.

Dalam Diskusi itu, Torry juga menyampaikan soal pertambangan di Indonesia yang banyak dihiasi dengan mafia pertambangan. Dan secara geologis pulau timor tidak layak ditambang karena ia memiliki struktur tanah yang rapuh. Dan ini pulau kecil yang tidak layak ditambang.

Sedangakn Victor Manbait lebih fokus menyampaikan soal pertambangan di Kabupaten TTU yang dipertegas melalui pendidikan pertambangan untuk berbagai stakholder. Ini upaya harmonisasi berbagai pihak dalam mendukung pertambangan. Padahal, pemerintah mestinya melihat potensi lain untuk dikembangkan. Tambang bukan pilihan yang tepat dalam membangun TTU dan TImor secara keseluruhan. (Herry  Naif)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun