Serentak tgl 31 Januari  Seluruh Warga Nahdliyin Merayakan Sanah Hilwa NU ke-94 ( Hitungan Masehi) mulai dari 14 Lembaga NU, 18 Badan Otonom serta 36 PCINU Luar Negeri.
Rekam jejak sejarah diusianya yang Hampir satu Abadnya, setiap Kiai yang menahkodai NU pasti mengalami Fitnah dan tuduhan yang Beragam menghujam dalam gerak langkah beliau, fitnah yang dari mereka gara-gara iri,benci  terhadap NU, atau kalah dalam suatu konstentasi tertentu.
 Dimulai dari zaman Sang Founding Father Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, Beliau Pernah di Fitnah dan dituding Pro Penjajah Jepang , dengan adanya Perintah beliau menanam Padi Kepada Masyarakat, yang Kata mereka (Pembenci NU) padi itu untuk kepentingan Jepang.
Berlanjut Kemudian ketika pucuk pimpinan NU diemban Oleh KH Wahab Hasbullah, beliau dituding oleh Haters NU Pro-PKI karena Menerima NASAKOM (Nasionalis Agama Komunis).
KH Bisri Sansuri Yang termasuk dalam 3 Tokoh NU tak luput dari terjangan Fitnah, beliau dianggap takut  pada pemimpin dzolim tatkala  Memberhentikan Kyai Subhan ZE. Pengurus PBNU yang paling gencar mengkritik Rezim Orde Baru saat itu.
KH Ahmad Shidiq  yang Menahkodai NU selanjutnya dituduh keislamanya goyah karena menerima Pancasila Sebagai Asas tunggal Negara.
Selanjutnya Sang Guru Bangsa KH Abdurrahman Wahid ketika memimpin NU , dengan segala langkah 'Kontroversialnya' dituduh Liberal, Antek Zionis, Syiah, Konghucu dan tuduhan Seabrek lainya.
Tak Jauh beda dari Gus Dur, tuduhan selanjutnya diterima KH Hasyim Muzadi, beliau yang meneruskan kepemimpinan setelah era Gus Dur, juga Dituduh Syiah karena Pembelaanya terhadap Program Nuklir Iran dan masa Kepemimpinanya banyak Mengirim Mahasiswa ke Iran.
Dan Kepemimpinan Yang sekarang, KH Said Aqil Siradz , sering kita lihat di Medsos, beliau dituduh Kafir, Sesat, & Syiah.
Uraian diatas Menunjukan betapa Beda dan beragamnya tuduhan-tuduhan yang dialami pimpinan NU mulai dari dulu hingga sekarang.
Namun para pembenci itu tidak mengkaji siapa yang mereka fitnah, mereka tidak tahu bahwasanya Pemimpin NU ketika memutuskan sesuatu pasti melewati  Istikhoroh dulu yang kemudian melihat Maslahat dan Mafsadahnya. Maka di Hari Ulang tahunya ini mari bersama-sama Mengokohkan Jiwa NU kita , Yaitu dengan cara tidak hanya nyaman Ber-NU secara Kultural, tapi juga turut berkecimpung dalam NU Struktural.
