Pernahkah melihat seekor anjing duduk termenung di depan rumah majikannya yang telah tiada? Atau mendengar kisah gajah yang berkumpul diam di sekitar tubuh salah satu kawannya yang sudah meninggal? Banyak dari kita mungkin menganggap ini kebetulan atau sekadar insting. Namun, sains membuktikan bahwa hewan pun bisa merasakan duka---perasaan kehilangan yang selama ini kita kira hanya milik manusia.
Hewan Bukan Makhluk Dingin: Mereka Punya Emosi
Bertahun-tahun manusia percaya bahwa emosi seperti kesedihan, cinta, dan kehilangan hanya dirasakan oleh makhluk berpikir kompleks seperti kita. Namun, semakin banyak studi yang membalikkan anggapan ini. Hewan ternyata memiliki kehidupan emosional yang tidak kalah rumit, terutama spesies sosial seperti anjing, kucing, gajah, lumba-lumba, hingga burung gagak.
Duka adalah emosi sosial yang berkaitan dengan ikatan kuat antarindividu. Dalam hal ini, banyak hewan menunjukkan perilaku yang serupa dengan manusia ketika mengalami kehilangan---mulai dari menarik diri, kehilangan nafsu makan, hingga menunjukkan "perilaku mencari".
Gajah: Raksasa Lembut yang Berduka
Peneliti dan aktivis konservasi telah lama mengamati perilaku gajah terhadap kematian. Dalam banyak kesempatan, kawanan gajah berhenti dan berdiri mengelilingi jenazah salah satu anggotanya. Mereka menyentuh tubuh tersebut dengan belalai, kadang menutupinya dengan daun atau tanah, lalu berdiam seolah memberi penghormatan terakhir.
Pada 2006, National Geographic melaporkan seekor gajah betina bernama Eleanor yang meninggal dunia di Kenya. Dalam video dokumentasi, terlihat seekor gajah lain---dari kawanan berbeda---datang dan mencoba mengangkat tubuh Eleanor. Ia tinggal di dekatnya selama berjam-jam. Perilaku ini sulit dijelaskan jika bukan karena adanya emosi duka dan empati.
Simpanse dan Primata Lain Juga Bisa Berkabung
Simpanse, kerabat terdekat manusia dalam pohon evolusi, juga menunjukkan ekspresi duka. Dalam banyak observasi, induk simpanse terlihat membawa tubuh anaknya yang telah mati selama beberapa hari. Mereka menolak untuk melepaskan jenazah, bahkan ketika tubuhnya sudah mulai membusuk.
Menurut studi dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, perilaku ini bukan karena kebingungan atau ketidaktahuan, melainkan bentuk keterikatan emosional yang mendalam.
Anjing dan Kucing: Teman Setia yang Juga Bisa Patah Hati
Banyak pemilik hewan peliharaan melaporkan perubahan perilaku pada anjing atau kucing mereka setelah kehilangan pasangan, anak, atau manusia yang mereka cintai. Anjing yang biasanya ceria bisa tiba-tiba murung, tak mau makan, dan terus duduk di dekat pintu atau tempat tidur majikannya.
Studi oleh American Society for the Prevention of Cruelty to Animals (ASPCA) menemukan bahwa sekitar 66% anjing menunjukkan setidaknya empat perubahan perilaku setelah kehilangan teman hewan serumah. Ini termasuk gangguan tidur, menarik diri, hingga mengeong atau menggonggong lebih sering dari biasanya.
Burung Pun Bisa Menangis dalam Diam
Pasangan angsa dikenal setia seumur hidup. Ketika salah satu pasangan mati, angsa yang ditinggalkan sering kali terlihat menjauh dari kawanan, enggan makan, dan menjadi lebih diam. Burung gagak, yang terkenal cerdas, bahkan diketahui mengadakan "upacara kematian" dengan memanggil kawanan lain dan berkumpul di sekitar tubuh gagak yang mati.