Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pemerhati Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Harapan Realistis di Tengah Krisis: Pelajaran dari Stockdale dan Islam

19 Mei 2025   05:08 Diperbarui: 19 Mei 2025   05:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi Stockdale dan Islam: Tetap menjadi realistis tanpa kehilangan optimisme 

Di tengah ketidakpastian ekonomi yang menekan masyarakat, mulai dari ancaman PHK massal hingga harga sembako yang terus melambung, rasa cemas dan kehilangan harapan semakin mudah menjangkiti siapa pun. Namun di sinilah pentingnya memahami filosofi Stockdale Paradox, sebuah prinsip mental yang mengajarkan bagaimana kita bisa menjadi realistis tanpa kehilangan optimisme. Tak hanya selaras dengan prinsip manajemen krisis modern, ternyata nilai-nilai ini juga sangat dekat dengan tuntunan ajaran Islam dalam menghadapi ujian hidup.

Apa Itu Stockdale Paradox?

Stockdale Paradox berakar dari pengalaman Laksamana James Stockdale, seorang tawanan perang asal Amerika Serikat di Vietnam. Selama lebih dari tujuh tahun dalam penyiksaan dan isolasi, ia belajar bahwa bertahan hidup bukan soal optimisme buta, melainkan soal kemampuan untuk menghadapi kenyataan terburuk sambil tetap meyakini bahwa pada akhirnya, ia akan bebas.

Jim Collins, penulis buku Good to Great, kemudian mengangkat prinsip ini dalam risetnya tentang kepemimpinan dan kesuksesan jangka panjang. Menurutnya, para pemimpin hebat memiliki kemampuan menyeimbangkan dua hal: menghadapi "fakta brutal" hari ini tanpa kehilangan keyakinan akan kemenangan esok.

Realitas Ekonomi dan Tantangan Keimanan

Di tahun 2025, Indonesia menghadapi gejolak  ekonomi yang kompleks baik tekanan ekonomi nasional dan global. Sektor manufaktur mulai melemah, lapangan kerja sektor formal menyusut, dan sebagian masyarakat mulai kehilangan harapan terhadap pemulihan ekonomi. Dalam kondisi ini, muncul dua reaksi umum:

-Optimisme buta

percaya bahwa keadaan akan pulih dengan sendirinya tanpa usaha konkret.

-Pesimisme total

kehilangan semangat hidup, bahkan merasa putus asa terhadap masa depan.

Islam menolak kedua ekstrem ini. Dalam Al-Qur'an, Allah melarang hamba-Nya berputus asa:

"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir." (QS. Yusuf: 87)

Namun dalam waktu yang sama, Islam juga mengajarkan kita untuk menghadapi kenyataan dengan jujur. Nabi Muhammad SAW pun tidak pernah memungkiri beratnya tekanan sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi umat Islam pada masa-masa sulit seperti boikot ekonomi di Syi'ib Bani Hasyim atau kekalahan di Perang Uhud. Dalam setiap krisis, Rasulullah tetap tegar, bersikap rasional, dan terus menyusun strategi dengan penuh tawakal.

Korelasi dengan Stockdale Paradox

Stockdale Paradox memadukan dua kekuatan:

  • Mengakui kenyataan pahit saat ini, dan
  • Meyakini bahwa kita akan menang pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun