Di era digital ini, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan hampir semua remaja. Kebebasan yang diberikan oleh media sosial membuat banyak anak muda bisa mengekspresikan diri, berpendapat, bahkan mencari jati diri. Namun, kebebasan itu sering kali disalahartikan. Ada remaja yang merasa bisa melakukan apapun tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi diri sendiri maupun orang lain. Orang tua yang memberi kebebasan penuh tanpa pengawasan juga membuat remaja kadang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang seharusnya tidak dilakukan di dunia maya.
Fenomena ini penting dibahas karena media sosial bukan sekedar tempat hiburan, tetapi juga bisa membentuk kepribadian seseorang. Di satu sisi, media sosial bisa membantu remaja berkembang dan belajar banyak hal baru, tapi di sisi lain bisa membuat mereka mudah terpengaruh hal negatif. Banyak remaja yang akhirnya terjebak dalam pergaulan digital yang tidak sehat, saling menjatuhkan, ataupun berusaha untuk diakui lewat postingan yang diunggah.
Oleh karena itu, pembahasan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran agar remaja dapat menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Harapannya, remaja bisa menikmati kebebasan di dunia maya tanpa kehilangan batas dan nilai-nilai positif yang seharusnya dijaga, serta orang tua dapat berperan aktif dalam membimbing anak agar tetap berada di jalur yang benar dalam penggunaan media sosial.
Media sosial adalah jenis media jaringan online yang memungkinkan orang untuk terlibat, berbagi, dan membuat blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki adalah jenis media sosial yang paling banyak digunakan oleh orang di seluruh dunia (Syamsuddin, 2022). Media sosial sudah biasa didengar bagi banyak orang. Begitupun, penggunanya sudah banyak seperti yang didasari oleh We Are Social and Hootsuite (2023) sekitar 160 juta masyarakat di Indonesia yang menggunakan media sosial. Hal tersebut menandakan bahwa dari 284,4 juta jiwa rakyat Indonesia, lebih dari setengahnya telah menggunakan media sosial. Aplikasi-aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, Tiktok, Twitter, Line seperti sudah tidak asing lagi didengar terutama oleh pelajar.Â
Dapat disimpulkan, media sosial merupakan saluran komunikasi aktif yang sudah digunakan oleh banyak masyarakat Indonesia terutama remaja. Remaja dapat mengakses berita, konten, dll melalui media sosial.
Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan perselisihan antar masyarakat yang  memiliki sifat menyeluruh dalam kehidupan (Kompas.com, 2020). Perbedaan dalam kehidupan masyarakat, baik individu maupun kelompok, menyebabkan perselisihan, percekcokan, ketegangan, atau pertentangan dapat dikenal sebagai konflik sosial. (Ciciria et al, 2021). Dapat diartikan bahwa konflik sosial merupakan interaksi yang terdapat pertentangan di dalamnya antar individu yang terjadi akibat adanya perbedaan sifat atau kehidupan secara menyeluruh. Konflik sosial tidak hanya terjadi di lingkungan sosial secara fisik. Namun, konflik sosial juga dapat terjadi di dunia maya. Adapun, media sosial dapat memperparah polarisasi sosial. "Echo Chamber" atau ruang gema dapat terbentuk walaupun komunitas virtual sudah menawarkan ruang untuk solidaritas. "Echo chamber" merupakan seorang individu yang hanya berinteraksi kepada individu-individu yang memiliki pandangan seperti dirinya. Ini dapat memperkuat pandangan yang terbatas serta menghambat dialog yang membangun antara kelompok dengan pandangan yang berbeda, yang pada akhirnya dapat merusak solidaritas sosial yang lebih luas (Fauzy, Ahmad, dan Etty Ratnawati, 2024).
Dapat disimpulkan bahwa konflik sosial merupakan proses mempengaruhi dan merasakan secara negatif. Konflik sosial juga dapat terjadi di dunia maya dimana pengguna media sosial dapat memulai dan terlibat dalam sebuah konflik akibat terbukanya akses secara luas. Adapun, individu yang saling berinteraksi adalah orang-orang yang memiliki pandangan serupa dengan dirinya. Bila mereka mempunyai pandangan sendiri dan berbeda dengan apa yang sudah tertera dalam sosial, hal tersebut dapat menimbulkan rasa ketidak setujuan dari pihak lain yang hanya mementingkan adanya perdebatan yang tidak kunjung selesai, konflik.
Penggunaan Media Sosial oleh Remaja Sebagai Ruang Berekspresi
Semua aspek kehidupan remaja dapat dicatat di media sosial, jadi remaja cenderung mengeksplorasi media sosial dan menghabiskan banyak waktu untuk terhubung ke internet. (Putri, 2023). Hal tersebut mendukung peran media sosial menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku remaja dalam berinteraksi. Banyak remaja yang merasa bebas bereksplorasi dan mengekspresikan diri di dunia maya tanpa memikirkan dampaknya. Hal ini sering memicu perilaku seperti cyberbullying, ejekan, atau komentar negatif. Fenomena ini membuktikan bahwa kebebasan di media sosial tidak selalu membawa pengaruh positif. Jika tidak ada kontrol dari diri sendiri maupun dari orang tua, media sosial bisa menjadi tempat yang justru menumbuhkan perilaku egois dan kurang empati terhadap sesama.Â