Mohon tunggu...
Ahmad Nafran Razani
Ahmad Nafran Razani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia

Seorang mahasiswa yang sedang belajar menuangkan ide gagasannya dalam dunia kepenulisan. Tertarik dalam bidang sains terutama kimia dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN-T UPI 2023 Mengadakan Sosialisasi Pembuatan Eco-Enzyme di Desa Cihanjuangrahayu

27 Agustus 2023   23:49 Diperbarui: 28 Agustus 2023   00:06 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Mahasiswa dengan Ibu-Ibu PKK Desa Cihanjuangrahayu

Pada Minggu (20/08/2023) Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Cihanjuangrahayu melakukan kegiatan sosialisasi mengenai ‘Pengolahan Sampah Organik menjadi Cairan Serbaguna (Eco-Enzyme)’ di Aula Kantor Desa Cihanjuangrahayu bersama Ibu-Ibu PKK Desa Cihanjuangrahayu. 

Sampah merupakan salah satu masalah aktual di Indonesia. Sampah merupakan sisa buangan dari sebuah produk atau barang yang tidak digunakan. Berbagai permasalahan yang timbul dari sampah yaitu berupa hilangnya nilai estetika dalam lingkungan, baik timbulnya pencemaran tanah, air, maupun udara hingga menyebabkan penyakit dan dalam jangka panjang berpotensi terjadinya bencana alam seperti longsor. Sampah sendiri masih menjadi 5 permasalahan nasional utama di Indonesia, namun pengolahannya masih belum sepenuhnya disadari oleh seluruh pihak sehingga pada akhirnya permasalahan ini belum juga usai meski sudah berlangsung lama (Rahmawati, dkk, 2021).  

Pada umumnya sampah akan berakhir dan ditimbun di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah organik di TPA menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta meningkatkan resiko terjadinya ledakan TPA, karena pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana. Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Salah satu cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah organik di TPA adalah dengan mengolahnya terlebih dahulu pada tingkat rumah tangga.

Permasalahan mengenai sampah ini juga terjadi di Desa Cihanjuangrahayu, Kecamatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat. Sampah di Desa Cihanjuangrahayu belum terkelola dengan baik, hal ini dapat dilihat adanya timbunan sampah di pinggiran jalan, selain itu sampah juga menumpuk di salah satu rumah warga yang menjadi tempat pembuangan sementara sebelum diambil oleh pengelola sampah. Kepala Desa Cihanjuangrahayu, Pak Deni juga menuturkan jika belum adanya pengelolaan sampah di Desa tersebut. 

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2023 yang bertugas di Desa Cihanjuangrahayu dengan kesadarannya mengusulkan suatu sosialisasi untuk mengelola sampah organik menjadi suatu cairan serbaguna yang dapat dikenal sebagai Eco-Enzyme yang ditujukan kepada Ibu-ibu PKK di Desa Cihanjuangrahayu. Selain itu, hal ini sesuai dengan tema yang diusung pada kegiatan KKN tahun ini yaitu ‘Membangun Eksistensi Desa berbasis SDGs’. Hal ini termasuk ke dalam tujuan ke-13 dari SDGs itu sendiri, yaitu Desa Tanggap Perubahan Iklim. 

Eco-Enzyme merupakan suatu cairan serbaguna yang dihasilkan dari proses fermentasi tiga bahan sederhana, yaitu gula merah/molase, limbah sampah organik (sisa sayuran/buah-buahan), dan air dengan komposisi bahan yaitu 1:3:10.  Fermentasi cairan Eco-Enzyme dilakukan selama tiga bulan dan cairan ini akan menghasilkan ozon dan oksigen (setara dengan menanam 10 pohon). Cairan Eco-Enzyme sendiri merupakan hasil penelitian yang ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand selama lebih dari 30 tahun yang lalu. Beliau secara aktif meneliti bagaimana mengolah sisa bahan dapur/sampah organik yang tidak berguna menjadi enzym ramah lingkungan dan sangat bermanfaat (Nazim & Meera, 2015 dalam Dewi, 2021). 

Eco-Enzyme memiliki banyak manfaat seperti dapat digunakan sebagai growth factor tanaman, campuran deterjen pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan penurun suhu radiator mobil (Astuti et al., n.d., 2020 dalam Septiani, Najmi, dan Oktavia, 2021). 

Proses Pembuatan Eco-Enzyme
Proses Pembuatan Eco-Enzyme

Pada saat kegiatan, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi "Pengolahan Sampah Organik menjadi Eco-Enzyme", dibuktikan dengan cukup banyak peserta yang ikut dan menghadiri kegiatan, mengikuti demonstrasi, dan para peserta antusias bertanya pada saat sesi tanya jawab.

Kegiatan sosialisasi dimulai dengan memberikan pematerian terkait pengelolaan sampah rumah tangga, terutama sampah organik. Para peserta yang hadir menyimak dengan baik dan beberapa ada yang mencatat pematerian yang diberikan. Setelah pematerian, dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi pembuatan Eco Enzyme secara langsung. Para peserta menyimak langsung cara pembuatan eco enzyme dan sangat antusias mengikuti demonstrasi. Pada akhir kegiatan sosialisasi, peserta menyimpulkan pematerian yang sudah disampaikan dan diberikan doorprize oleh panitia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun