"Dasar anak goblookkk!!!" Kalimat tersebut sering saya dengar ketika ada tetangga yang sedang memarahi anaknya. Sebenarnya sedih banget ketika harus mendengar kalimat tersebut  apalagi karena saya adalah mahasiswa jurusan PIAUD  yangsaya mana sudah mempelajari di Kampus  bagaimana cara mendidik anak usia dini yang baik sesuai perkembangannya.
Sangat fatal sekali jika orang tua mengatakan kalimat yang tidak pantas untuk dikatakan kepada anak hanya karena hal-hal sepele yang akan berdampak ketika anak sudah dewasa seperti kurang tepatnya anak dalam melakukan sesuatu sehingga tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu, terkadang orang tua mengeluh apabila anaknya lamban  dalam memahami materi pelajaran disekolah, prestasi yang kurang baik, bahkan juga ketika anak berperilaku aneh seperti terlalu aktif hingga disekolah pun mereka dapat mengganggu teman-temannya ketika proses pembelajaran berlangsung.
Orang tua seharusnya tidak perlu cemas dan khawatir akan kejadian tersebut. Perlu diketahui bahwa Allah SWT dalam menciptkan sesuatu di muka bumi ini tidaklah sia-sia termasuk dalam menciptakan makhlukNya. Setiap manusia yang terlahir pasti  memiliki  potensi salah satunya adalah kecerdasan (intelektual).
Kecerdasan tidaklah hanya tampak pada kemampuan anak dalam hal akademik maupun prestasinya saja, akan tetapi bisa juga pada kecerdasan spiritual. Seringkali orang tua mengabaikan kecerdasan spiritual anak, yang mana orang tua lebih suka dan bangga apabila anaknya unggul dalam bidang akademiknya. Kesempatan orang tua menanamkan kecerdasan spiritual yaitu ketika anak masih kecil (AUD). Karena pada saat itulah masih suci-sucinya hati dan jiwa karena belum terkontaminasi dengan dosa atau kemaksiatan sehingga sangatlah mudah anak untuk menerima ajaran-ajaran keagamaan agar lebih mengenal dan dekat dengan penciptanya.
Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua dalam menumbuhkan kecerdasan spiritual anak diantaranya adalah melibatkan anak pada kegiatan-kegiatan yang positif (ex: melatih puasa, mengajak sholat berjamaah di masjid, shodaqoh pada yang membutuhkan, dan lain-lain), belajar ilmu agama (ex: mengikuti pembelajaran di TPQ), dan masih banyak lagi. Akan tetapi, hal ini haruslah dilakukan oleh anak tanpa adanya keterpaksaan tetapi kemauan dan kemampuan dari anak itu sendiri.Â
Peran orang tua sangatlah penting dalam membentuk kecerdasan spiritual anak yang mana kelak anak akan berkontribusi besar jika hal ini berhasil diajarkannya. Kelak anak akan  berkembang dengan jiwa kesholih dan kesholihahnya. Karena salah satu amalan yang tidak akan putus pahalanya ketika orang yang bersangkutan (orang tua) sudah meninggal adalah anak sholih yang mendoakan orang tuanya.
Hampir lupa, untuk kalangan remaja. Bahkan hal ini saya terapkan pada kehidupan saya sendiri. Seringkali anak muda mengatakan pada teman sebayanya dengan julukan "goblok", atau tidak misalnya kita lupa menaruh barang, salah mengerjakan sesuatu "oo..goblok aku ini". Maka cara yang baik untuk mengganti kata "goblok" seharusnya diganti kata "cerdas" yang mana secara tidak langsung akan membuat mindset positif.
Selain itu, perkataan adalah do'a. Jadi, insyaallah kita akan menjadi orang yang cerdas karena ucapan dari kita sendiri tersebut "Ya Allah, aku tadi salah menjawab so'al UTS Pak Mukhlis, emang Nafis ini cerdas" (sambil berbicara dengan diri senidiri).
Semoga bermanfaat:)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI