Mohon tunggu...
Nafisatussuroya 13
Nafisatussuroya 13 Mohon Tunggu... Mahasiswi

Menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi untuk Anak Desa, Menyalakan Harapan Masa Depan

27 September 2025   09:07 Diperbarui: 27 September 2025   09:07 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah derasnya arus digital, kegiatan literasi masih menjadi jantung penting dalam membangun kualitas generasi muda, terutama di desa. Gambar di atas menunjukkan betapa anak-anak dengan antusias mendengarkan cerita yang dibacakan . Pemandangan sederhana ini menyimpan makna besar: literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi juga membuka jendela wawasan, membangun imajinasi, serta menanamkan nilai-nilai kehidupan sejak dini.

Menurut data UNESCO, tingkat literasi global anak-anak meningkat signifikan, namun Indonesia masih menghadapi tantangan besar. UNESCO mencatat bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001, artinya dari 1.000 orang hanya ada 1 orang yang benar-benar gemar membaca. Sementara itu, berdasarkan Asesmen Nasional (Kemendikbud, 2022), kemampuan literasi dasar anak-anak Indonesia masih rendah, di mana sekitar 25% siswa tidak mampu memahami teks sederhana. Kondisi ini jauh lebih terasa di desa, di mana akses terhadap buku dan ruang belajar kreatif sangat terbatas.

Kegiatan literasi seperti membaca bersama di desa menjadi bentuk perlawanan terhadap keterbatasan tersebut. Dengan duduk melingkar, anak-anak belajar mendengar, memahami, dan bertanya. Mereka bukan hanya menerima cerita, tetapi juga melatih daya kritis dan empatinya. Bahkan, kegiatan sederhana ini bisa menjadi awal tumbuhnya budaya baca yang selama ini kerap absen dalam kehidupan masyarakat desa.

Literasi bukan sekadar keterampilan teknis membaca huruf, tetapi juga bekal untuk memahami realitas sosial. Melalui buku cerita, anak-anak desa diperkenalkan dengan berbagai dunia: sains, sejarah, hingga kisah-kisah inspiratif. Di sinilah letak pentingnya peran komunitas, mahasiswa, dan relawan untuk hadir langsung menyalakan api literasi.

Jika kegiatan ini terus digalakkan, desa bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga ruang tumbuhnya generasi yang cerdas, kritis, dan berdaya. Pada akhirnya, literasi adalah pintu peradaban. Dengan membacakannya kepada anak-anak, kita sedang menanam benih masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun