Inflasi pangan bukan hanya angka statistik, tetapi nyata dirasakan masyarakat. Harga cabai rawit yang sempat menembus Rp100.000,00/kg, harga beras medium yang terus merangkak naik, hingga harga telur ayam yang fluktuatif membuat konsumen mengeluh. UMKM kuliner ikut tertekan. Namun, QRIS hadir memberi napas segar.
Pertama, dengan QRIS, transaksi antar rantai distribusi menjadi lebih transparan. Pedagang bisa membayar pemasok beras, telur, atau cabai secara digital, mengurangi biaya tambahan akibat perantara tunai. Transparansi ini mencegah praktik spekulatif yang sering memperparah inflasi pangan. Kedua, QRIS mendukung pola penjualan langsung dari petani ke UMKM. Misalnya, koperasi petani beras di Semarang mulai menggunakan QRIS untuk menerima pembayaran dari pedagang warung makan. Demikian juga kelompok peternak ayam bisa menjual telur langsung ke penjual nasi goreng atau martabak dengan pembayaran digital. Ketiga, sistem digital memudahkan pelaku UMKM untuk memantau perubahan harga bahan baku dari waktu ke waktu. Data transaksi QRIS bisa dianalisis sebagai acuan menentukan harga jual yang lebih stabil.
Bukti Ketiga: Perluasan Pasar Digital
Selain menjaga harga stabil, QRIS membuka peluang pasar baru. Pelaku UMKM bisa ikut serta dalam pameran online, marketplace, hingga live shopping di media sosial. Tren live video penjualan produk UMKM lewat platform digital meningkat tajam sejak pertengahan 2025. Fitur QRIS memungkinkan pembeli yang menonton live shopping melakukan pembayaran saat itu juga. Mulai dari keripik singkong, bakso keju, hingga olahan minuman herbal, semua bisa laku keras hanya dengan sekali klik.
Prospek QRIS untuk UMKM dan Ketahanan Ekonomi Bumi Indonesia
QRIS telah terbukti lebih dari sekadar alat pembayaran digital. Tiga bukti nyata di atas menegaskan peran strategisnya dalam menjaga kestabilan UMKM di tengah inflasi pangan. Pertama, QRIS meningkatkan efisiensi transaksi sehingga arus kas lebih lancar. Kedua, QRIS mendukung stabilitas harga pangan lokal dengan rantai distribusi yang lebih transparan. Ketiga, QRIS membuka akses pasar lebih luas melalui integrasi dengan media digital seperti live video. Ke depan, dengan target 58 juta pengguna QRIS di akhir 2025, harapan untuk menjadikan UMKM semakin tangguh bukanlah mimpi. Dukungan pemerintah, Bank Indonesia, dan meningkatnya literasi keuangan masyarakat akan menjadi fondasi kokoh.
UMKM adalah denyut nadi perekonomian rakyat. Dengan adanya QRIS, kita bukan hanya bertahan menghadapi inflasi pangan, tetapi juga tumbuh menjadi kekuatan ekonomi digital yang menjaga ketahanan ekonomi nasional. Saatnya pelaku UMKM memanfaatkan QRIS untuk pembayaran digital, agar usaha tetap stabil, harga lebih terjangkau, dan peluang pasar semakin luas.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI