Musik sering kali menjadi bahasa yang mampu menyampaikan hal-hal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Salah satu contohnya adalah lagu "Sampai Menutup Mata" dari Mahalini, seorang penyanyi berbakat yang dikenal lewat vokalnya yang kuat dan emosional. Lagu ini bukan hanya sekadar karya musik, tetapi juga ungkapan perasaan cinta yang tulus, doa yang khidmat, serta janji yang penuh kesungguhan.
Ketika pertama kali mendengarkan lagu ini, pendengar akan dibawa ke dalam suasana yang tenang, namun sarat dengan kerentanan. Lirik demi liriknya membentuk narasi cinta yang tidak sederhana, melainkan cinta yang hadir dengan penuh pertimbangan, kesungguhan, dan janji setia.
Mahalini menyanyikan lirik "Aku tak mudah untuk mencintai, aku tak mudah mengaku ku cinta" sebagai pengakuan jujur bahwa cinta bukanlah sesuatu yang bisa datang dengan cepat. Ada orang-orang yang butuh waktu lebih lama untuk benar-benar yakin pada perasaannya. Proses jatuh cinta bukan sekadar rasa kagum sesaat, melainkan perjalanan hati yang penuh kehati-hatian.
Dari sini, lagu ini terasa begitu dekat dengan banyak orang. Kita semua pernah berada di fase sulit untuk mengungkapkan perasaan, atau memilih menunggu hingga benar-benar yakin. Mahalini seolah menjadi suara bagi mereka yang percaya bahwa cinta sejati lahir dari kesungguhan, bukan dari keinginan sesaat.
Salah satu bagian paling kuat dari lagu ini adalah bait:
"Oh, Tuhan, ku cinta dia, berikanlah aku hidup. Takkan kusakiti dia, hukum aku bila terjadi."
Lirik ini menyiratkan bahwa cinta sejati tidak bisa dilepaskan dari doa. Ada kerendahan hati yang tercermin, seakan sang penyanyi tidak hanya mengungkapkan perasaan kepada orang yang dicintai, tetapi juga menyerahkan cintanya kepada Tuhan. Ia berjanji tidak akan menyakiti, bahkan rela menerima hukuman jika mengingkari janji tersebut.
Inilah yang membuat lagu ini berbeda dari lagu cinta kebanyakan. Mahalini menghadirkan dimensi spiritual dalam sebuah kisah cinta, seolah menegaskan bahwa cinta sejati bukan hanya urusan dua hati, melainkan juga melibatkan restu dari Sang Pencipta.
Puncak emosional lagu ini ada pada pengulangan kalimat "Tiada dusta, sumpah ku cinta, sampai ku menutup mata."
Kalimat ini terdengar sederhana, namun maknanya begitu dalam. Ia berbicara tentang cinta yang tidak akan luntur oleh waktu, cinta yang tetap hidup bahkan hingga napas terakhir.
Bait ini mencerminkan komitmen dan kesetiaan yang abadi. Cinta sejati bukan hanya tentang perasaan bahagia di awal, tetapi tentang mempertahankan rasa itu hingga akhir perjalanan hidup. Mahalini dengan indah menyampaikan pesan bahwa cinta sejati adalah cinta yang bertahan, bukan hanya cinta yang sekadar hadir.