Mohon tunggu...
Nafiah
Nafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya senang mempelajari mengenai pemetaan dan tentang isu-isu lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa KKN Petakan Potensi dan Budaya Desa Leppangeng, Dorong Pembangunan Berkelanjutan

12 Oktober 2025   15:50 Diperbarui: 12 Oktober 2025   14:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIDRAP — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin melaksanakan program pemetaan budaya dan potensi desa di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan memvisualisasikan kekayaan budaya serta potensi lokal desa dalam bentuk peta digital dan cetak.Desa Leppangeng dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam, budaya, dan hayati yang besar, namun belum termanfaatkan secara optimal. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berupaya membantu masyarakat dan pemerintah desa mengenali serta mengelola potensi tersebut dengan lebih efektif.“Selama ini banyak potensi desa yang belum terdokumentasi dan belum diketahui oleh masyarakat luas. Lewat program pemetaan ini, saya ingin menghadirkan data yang mudah diakses dan dapat menjadi acuan pengembangan desa ke depan,” ujar Selder Maryolensi Suramas, ketua tim program.

Program yang bertajuk “Pembuatan Peta Budaya dan Potensi Desa dalam Mengoptimalkan Potensi Lokal di Desa Leppangeng” ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah desa. Metode yang digunakan bersifat partisipatif, di mana warga turut terlibat dalam proses identifikasi potensi, pengumpulan data, hingga validasi hasil pemetaan.

Hasil dari kegiatan ini berupa peta budaya dan potensi desa dalam dua format — digital dan cetak — yang berisi informasi mengenai lokasi potensi unggulan seperti hasil pertanian, kerajinan, serta situs budaya dan keindahan alam Leppangeng. Program ini juga menghasilkan dokumentasi visual yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi desa.

Selain memberikan manfaat praktis bagi pemerintah desa, program ini juga menumbuhkan kesadaran baru di kalangan masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan potensi lokalnya. “Masyarakat kini lebih memahami pentingnya pelestarian budaya dan potensi alam hayati mereka. Bahkan, sudah ada usulan untuk mengembangkan promosi wisata berbasis potensi lokal,” tambah Selder.

Program ini menjadi salah satu contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam mengembangkan desa berbasis potensi lokal serta wujud nyata pengabdian kepada masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun