Mohon tunggu...
Nadya firdausy
Nadya firdausy Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi IAIN Jember prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, pengemar novel terutama tere liye dan suka berlibur ke pantai, memiliki prinsip “All that gliter can’t always be gold” Sesungguhnya Allah bersama hambanya yang sabar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Idealisme Para Tokoh Filsafat

1 April 2020   08:25 Diperbarui: 1 April 2020   08:17 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

IDEALISME, dalam aliran ini berpandangan bahwa realitas akhir merupakan roh, bukan materi ataupun fisik. Suatu pengetahuan baru yang didapatkan dengan menggunakan panca indra itu belum tentu kepastiannya dan masih tergantung. Aliran ini juga memandang bahwa suatu penilaian itu adalah ketetapan dan tidak akan berubah, misalnya dalam menilai baik, buru, cantik, benar, secara fundamental yang tidak ada perubahan dari masa ke masa. Pengingnya filsafat idealisme dengan pendididkan yaitu dalam mendidik seorang murid dan menjadikannya subjek yg berpotensi dan berbakat yang terpendam dalam dirinya oleh sebab itu dalam proses mendidik harus bisa menylurkan ide ide yang dimilik murid secara rasional ataupun nyata.

Plato, lahir di Athena dari keluarga politisi yang termasyhur. Plato bercita-cita sebagai politikus tetapi ketika negaranya mengalami kekacauan dan meninggalnya Socrates sebagai guru Plato dan saat itu keinginan menjadi politisipun lenyap dan Plato berpindah ke filsafat untuk memperbaiki kehidupan bangsanya. Ajaran idealisme menurut plato merupakan inti dan dasar keseluruhan filsafatnya. Menurut plato ide bagaikan sesuatu yang objektif, ide tidak tercipta dan bergantung pada pikiran tetapi akal pikiran lah yang bergantung pada ide, karena kemunculan ide dalam pikiran kita maka menghasilkan suatu keyakinan pada pengetahuan.

Elea(Parmenides) madzhab ini terkenal karena suatu ungkapan yang"Ada" dalam hal ini ada dan tidak ada tidak bisa dipikirkan karena yang "Ada" merupakan inti dari keberadaan sesuatu. Bagi parmenides suatu yang"Ada" dalam drinya ialah pengetahuan yang sempurna sedangkan "tidak ada" ialah hal yang tidak bisa dipikirkan.

Hegel dikenal sebagai filsuf idealisme terbesar pada abad ke-19, pemikirannya dalam idealisme yang terkenal yaitu metode dialektika yang memiliki tiga rumusan tesis, antitesis menuju sintesis. Hegel berusaha menggabungkan rumus tesis(fitch) dan antitesis (schelling) menuju sintesis. Metode ini dapat membuka bahwa pengetahuan manusia itu berbeda-beda dan karena itu harus ada penghubung yaitu sintesis ini hadir sebagai pengetahuan yang baru.

Immanuel kant, pada tahun 1781 kant menulis "the critique of pure reason" dalam karya itu terinspirasi dari metode dialektika hegel yang menurutnya idealisme tidak terbatas pada objek presepsi saja tetapi mencakup semua yang terbatas Hegel menyimpulkan bahwa wujud yang terbatas merupakan wujud yang tergantung dan tidak sepenuhnya nyata. Pure reason merupakan sifat manusia yang turun temurun dalam dunia pengetahuan.

David Humme ia berpendapat bahwa sumber pengetahuan didapatkan dari rasio dan akal. Pengetahuan dari pengalaman yang diterima panca indra itu dibutuhkan pengalaman untuk membuktikan kebenaran dengan melakukan penelitian dan percobaan untuk mengetahui latar belakang pengetahuan tersebut.

Al-Ghazali merupakan penganut aliran idealisme dalam kelompok sufistik yang memiliki harapan besar dalam pendidikan. Karena pendidikan penentu kehidupan dan kemajuan bangsa dan pemikirannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun