Bogor, Juli 2025 --- Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University kembali hadir di tengah masyarakat peternak rakyat di bawah koordinasi SASPRI-K Cijeruk, Kabupaten Bogor. Kunjungan yang dilaksanakan pada Minggu (20/7) ini dipimpin oleh Dr. Bramada Winiar Putra, S.Pt., M.Si., dosen pendamping sekaligus narasumber diskusi, dengan penanggung jawab lapangan Pak Ma'mur M. Komara.
Kegiatan difokuskan pada wawancara dan diskusi langsung bersama pengurus dan anggota kelompok, membahas tata kelola kelembagaan, legalitas, manajemen usaha, serta pemanfaatan teknologi di sektor peternakan rakyat. SASPRI-K Cijeruk saat ini menaungi beberapa kelompok seperti KTMS dan KANIA yang memiliki struktur organisasi lengkap, sembilan divisi aktif, dan pertemuan rutin mingguan hingga bulanan. Aktivitas utama anggota terwujud dalam penyetoran susu segar harian, yang menjadi tulang punggung usaha.
Dr. Bramada mengapresiasi stabilitas kelembagaan yang terjaga melalui prinsip kepercayaan dan keterbukaan. "SASPRI-K memiliki modal sosial yang kuat, tinggal ditopang oleh legalisasi formal, penguatan kapasitas manajemen, dan kemitraan strategis agar dapat naik kelas menjadi kelembagaan yang lebih profesional," ujarnya.
Komoditas utama yang dikelola meliputi susu segar dan pedet, dengan harga jual pedet sekitar Rp2,5 juta per ekor. Produk olahan susu, baik basah maupun kering, diproduksi berdasarkan pesanan. Beberapa kelompok juga mengembangkan usaha penggemukan sapi jantan. Legalitas produk sebagian sudah terpenuhi, seperti izin PIRT yang dimiliki KTMS, namun sertifikasi halal, BPOM, dan legalitas kelembagaan SASPRI-K secara keseluruhan masih dalam proses.
Dalam diskusi, teridentifikasi beberapa tantangan seperti keterbatasan modal, risiko penyakit ternak (mastitis, keguguran, gangguan reproduksi), serta fasilitas penyimpanan susu yang bergantung pada ketersediaan listrik. Dari sisi pelatihan, kelompok cukup aktif mengikuti program dinas dan perguruan tinggi, termasuk pelatihan sanitasi dan keamanan produk.
Dari aspek teknologi, SASPRI-K telah memanfaatkan peralatan seperti Lactoscan untuk uji kualitas susu dan memproduksi pakan silase tebon jagung. Meski belum banyak melakukan uji laboratorium atau riset kolaboratif, antusiasme anggota terhadap inovasi sangat tinggi. Kelompok juga membuka diri menjadi mitra riset dan lokasi praktik mahasiswa IPB University.
"Potensi SASPRI-K untuk berkembang sangat besar. Dengan dukungan teknologi berbasis riset, penguatan kelembagaan, dan kemitraan usaha yang solid, mereka bisa menjadi model peternakan rakyat yang maju," kata Dr. Bramada.
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen IPB University melalui Program Dospulkam untuk menghadirkan solusi konkret bagi komunitas agromaritim rakyat, memperkuat jejaring, dan mengakselerasi transformasi kelembagaan menuju keberlanjutan usaha.