Belajar memilah sampah sejak dini bisa jadi langkah kecil yang berdampak besar untuk menjaga lingkungan. Hal inilah yang tampak dalam program KKN UNNES di MI Al-Athfaliyah Desa Rejosari, Sabtu (26/7). Mahasiswa KKN bersama siswa kelas 4 belajar mengenali perbedaan sampah organik, anorganik, hingga B3 dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
Dalam kegiatan yang berlangsung pukul 08.00 hingga 10.00 WIB itu, anak-anak dikenalkan langsung pada contoh jenis-jenis sampah. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering dijelaskan bisa terurai dengan cepat. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik dan kaleng lebih sulit diuraikan. Ada pula kategori sampah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun seperti baterai atau lampu bekas, yang harus mendapat penanganan khusus.
Tak hanya teori, siswa kelas 4 juga mendapatkan dua tempat sampah baru untuk organik dan anorganik. Dengan begitu, mereka bisa langsung mempraktikkan cara membuang sampah sesuai jenisnya. Momen ini disambut antusias, terlihat dari semangat anak-anak saat berebut mencoba memilah sampah.
"Anak-anak tampak senang saat praktik. Mereka mulai mengerti bahwa setiap sampah punya tempatnya masing-masing. Harapannya, kebiasaan ini bisa terus terbawa sampai di rumah," kata salah satu mahasiswa KKN, Sabtu (26/7).
Program ini tidak hanya menjadi kegiatan belajar, tetapi juga sarana membentuk kebiasaan baru yang bermanfaat. Dengan terbiasa memilah sampah sejak bangku sekolah dasar, anak-anak diharapkan mampu berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah maupun di sekitarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
