Mohon tunggu...
Nadia
Nadia Mohon Tunggu... Freelancer - Part of @jambishoppingdayy

An old souls of young woman 💖 Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Manusia yang Tidak Pernah Salah

16 September 2019   22:32 Diperbarui: 16 September 2019   22:39 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat banyak Definisi mengenai Manusia namun secara garis besar menurut KBBI , ma.nu.sia  ialah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang. Manusia dalam pandangan agama Islam ialah khalifah dimuka bumi, hal ini diterangkan didalam surah al-Baqarah ayat 30:
 "Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata:
 "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman (QS:2: 30) dan surah Shad ayat 26:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui." (QS:2: 30)
"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. ..."

(QS:38:26).
Dari kedua ayat di atas dapat dijelaskan bahwa sebutan khalifah itu merupakan anugerah dari Allah kepada manusia, dan selanjutnya manusia diberikan beban untuk menjalankan fungsi khalifah tersebut sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan.10 Sebagai khalifah di bumi manusia mempunyai wewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) ini untuk memenuhi Kebutuhan hidupnya sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam ini. Seperti dijelaskan dalam surah al- Jumu'ah:
"Maka apabila telah selesai shalat, hendaklah kamu bertebaran di muka bumi ini dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (QS: 62: 10)
selanjutnya dalam surah Al-Baqarah disebutkan:
"Makan dan minumlah kamu dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu berbuat bencana di atas bumi." (QS: 2 : 60).

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-quran tentunya manusia memiliki peranan besar dalam kehidupan dibumi salah satunya ialah bertanggung jawab atas kelestarian alam, namun bila dilihat dari kondisi saat ini sepertinya jauh berbanding terbalik dengan fungsi khalifah manusia itu sendiri, saat ini manusia cenderung tidak peduli dengan keberlangsungan ekosistem mereka dengan ganasnya mencemari lingkungan dan menganggap sepele masalah terkait. Bahkan bisa dibilang tindakan membuang sampah sembarangan, terlalu banyak menggunakan plastik, membuang limbah kesungai, adalah rutinitas harian manusia. Padahal sejatinya manusia seharusnya hidup berdampingan dengan alam karena manusia memetik hasil alam itu sendiri tapi dengan merasa bodoh amat mereka berlaku semena-mena seakan tiada hari esok untuk masa depan anak cucu. Isu yang saat ini penting dan sering dibahas baik dalam negeri maupun luar negeri ialah climate change atau perubahan iklim secara drastis. bila ditelusuri lebih jauh penyebabnya ialah peningkatan emisi gas karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya akibatnya gas rumah kaca yang memerangkap panas dibumi sehingga terjadi kenaikan suhu ,hal tersebut akhirnya mempengaruhi keadaan iklim yang berdampak kepada perubahan pola cuaca. Nah saat ini hampir diseluruh dunia menyuarakan keberatan melalui aksi demonstrasi kepada pemerintah setempat. Bahkan ditahun ini ada sebuah isu yang menggemparkan Indonesia mengenai kiriman sampah dari negara-negara eropa namun ditolak oleh Pemerintah Indonesia.
Namun terlepas dari itu semua manusia-lah yang seharusnya bersatu dengan alam hidup berdampingan dan menjaga satu sama lainnya karena oksigen yang kita hirup berasal dari alam, namun miris bila kita melihat bencana yang saat ini terjadi di daerah rawan kebakaran seperti Kalimantan dan Sumatera. Bencana seperti Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA) tentunya  menjadi momok yang sangat menakutkan terlebih aktivitas sehari-hari menjadi terganggu bahkan banyak penyakit langganan yang datang akibat KARHUTLA seperti Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) yang mulai menjangkiti penduduk sekitar. Miris memang, Cuma karena ulah segelintir oknum manusia menyebabkan bencana kepada yang tak bersalah. Bila kita melihat kilas balik sejarah kejadian serupa sempat terjadi pada tahun 2015 telah terbukti menyebabkan kerugiaan baik secara materil maupun non material kepada penduduk wilayah yang terdampak, akhirnya pemerintah pun terkena imbas karena dianggap tak mampu tangani Karhutla dengan baik bahkan dikutip dari laman resmi Setkab.go.id :
"Kala karhutla hebat 2015, melanda Indonesia menyebabkan kerugian besar sekitar Rp220 triliun, dan gangguan kesehatan kepada 504.000 orang. Belum lagi 2,6 juta hektar keragaman hayati hilang dengan kerugian tak terhitung" kejadian seperti ini seharusnya tidak terulang lagi apabila kita sebagai manusia  yang berakal mampu untuk belajar dari kesalahan, kalau sudah terjadi hal seperti ini lantas siapa yang mau disalahkan? Kalau hanya menyalahkan pemerintah saja tidak adil rasanya karena bukan hanya pemerintah yang patut disalahkan tetapi manusia itu sendiri. Saya sendiri merupakan korban, kenapa saya berani berkata demikian karena ditahun 2015 saat saya masih duduk dibangku SMA, saya merasakan dampak KARHUTLA, saya ambil contoh tempat tinggal saya salahsatu provinsi dengan persebaran titik api yang banyak dipulau sumatera , aktivitas kami terganggu karena kabut asap bahkan sekolah diliburkan untuk waktu yang cukup lama sehingga kegiatan belajar-mengajar pun terganggu , juga saat itu yang saya ingat kejadiannya sangat parah  karena pesawat pun tidak dapat mendarat akibat cuaca yang buruk dan jarak pandang yang tidak tampak baik.
Lalu kenapa kejadian seperti ini terulang kembali ? itu adalah pertanyaan saya sebagai warga negara dan penduduk daerah terdampak yang tahun ini 2019 kembali menjadi wilayah yang terpapar kabut asap akibat KARHUTLA , lalu siapa yang harus bertanggung jawab ? apakah kita harus menggugat oknum tersebut dan pemerintah ? atas terenggutnya hak untuk menikmati udara yang bersih dan bebas dari polusi ? apakah kementrian lingkungan hidup sudah berupaya maksimal dalam mengatasi bencana ini ? jawabannya tentunya pemerintah sudah mengupayakan yang terbaik melalui sinergi antar lemabaga terkait untuk memadamkan KARHUTLA . akhir kata saya ingin mengatakan bahwa "Dari pada saling menyalahkan manusia yang tidak pernah mau mengaku salah lebih baik kita mulai hidup berdampingan dengan alam sekitar dan saya percaya masih banyak orang baik diluaran sana yang peduli akan kelangsungan kehidupan dibumi , dan harapan saya ialah mulai cintai lingkungan dengan langkah-langkah kecil yang berarti besar seperti kurangi penggunaan plastik , jangan buang sampah sembarangan , jangan sembarangan membakar hutan, mulai tanam pohon untuk kelangsungan hidup anak cucu anda " terimakasih sudah berkenan mampir dan membaca tulisan ini .
10. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994, hal. 162.
      Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XIII, No. 2, Februari 2013

Salam hangat
nadia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun