Formula 1 selalu punya daya tarik unik yang bikin jutaan pasang mata tertuju pada setiap balapannya. Ajang ini bukan sekadar kompetisi mobil tercepat di dunia, tapi juga pertarungan strategi, teknologi, dan mentalitas para pembalap terbaik. Sejak era legendaris Michael Schumacher, Fernando Alonso, sampai Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel, F1 telah menghasilkan ikon-ikon besar yang mendominasi lintasan. Namun, dunia balap kini mulai memasuki babak baru.
Dalam beberapa musim terakhir, perhatian publik beralih ke generasi pembalap muda yang muncul dengan energi berbeda. Mereka bukan hanya hadir sebagai "pengganti" senior, melainkan benar-benar membawa identitas baru yang relevan dengan zaman. Dengan gaya balap berani, kemampuan adaptasi tinggi, serta kepribadian yang dekat dengan fans, mereka berhasil mengubah cara orang memandang F1. Bagi banyak orang, kehadiran mereka adalah angin segar yang menjadikan F1 lebih hidup, lebih dekat dengan anak muda, dan jauh lebih seru untuk diikuti.
Tiga nama yang paling mencolok dalam gelombang regenerasi ini adalah Lando Norris, Oscar Piastri, dan Ollie Bearman. Ketiganya datang dari latar belakang berbeda, tapi sama-sama berhasil mencuri hati fans dan bikin heboh paddock. Norris dengan vibe santainya yang relatable, Piastri dengan mentalitas baja meski masih muda, dan Bearman dengan debut mengejutkan yang langsung bikin dunia balap terpana. Mereka bertiga seolah jadi simbol transisi besar dari era dominasi para veteran menuju masa depan yang lebih fresh, penuh kejutan, dan semakin dekat dengan generasi Z. Yuk kenalan sama tiga driver yang selalu mencuri perhatian Kita!
Lando Norris lahir di Bristol, Inggris, pada 13 November 1999. Sejak kecil, Norris sudah menunjukkan bakat luar biasa di dunia balap. Ia mulai kariernya di karting, dan dengan cepat menorehkan prestasi internasional. Bahkan di usia belasan tahun, ia sudah sering dibandingkan dengan legenda muda lain yang sukses menembus F1. Perjalanan Norris menuju Formula 1 cukup mulus namun penuh tantangan. Setelah sukses di karting, ia naik ke berbagai jenjang balap junior, termasuk Formula Renault, Formula 3, hingga Formula 2. Prestasi paling mencolok adalah gelarnya sebagai juara Formula 3 Eropa 2017, yang sekaligus membuka pintu untuk bergabung dengan program pengembangan McLaren. Dari sana, nama Norris mulai dikenal luas, terutama karena gaya balapnya yang cepat, agresif, tapi tetap cerdas dalam mengambil keputusan.
Norris akhirnya debut di Formula 1 tahun 2019 bersama McLaren. Meski masih sangat muda, ia langsung mencuri perhatian dengan performa stabil dan kepribadiannya yang mudah disukai. Di lintasan, ia dikenal sebagai pembalap yang bisa menjaga ritme balapan dengan baik, sering memaksimalkan peluang, dan nggak gampang menyerah meski menghadapi lawan yang lebih berpengalaman. Salah satu pencapaian besar awalnya adalah meraih podium di GP Austria 2020, menjadikannya salah satu pembalap Inggris termuda yang berhasil naik podium.
Di luar lintasan, Lando punya pesona khas anak muda. Ia aktif di media sosial, sering bercanda dengan fans, bahkan punya channel Twitch tempat ia live-streaming game. Hubungan Norris dengan fans terasa lebih personal, membuat banyak anak muda merasa relate dengannya. Kombinasi skill balap dan personality ini menjadikan Lando bukan hanya sekadar "pembalap cepat", tapi juga ikon pop culture di kalangan fans F1 modern.
Oscar Piastri lahir di Melbourne, Australia, pada 6 April 2001. Seperti banyak pembalap F1 lain, kariernya dimulai dari karting sejak usia muda. Piastri punya reputasi sebagai pembalap dengan mentalitas tenang, bahkan ketika menghadapi situasi paling menegangkan sekalipun. Dari karting, ia melangkah ke balap single-seater, dan langsung menunjukkan kehebatannya.
Prestasi junior Piastri benar-benar luar biasa. Ia memenangkan Formula Renault Eurocup 2019, lalu melanjutkan dengan gelar juara Formula 3 2020 dan Formula 2 2021. Hebatnya lagi, semua gelar itu diraih secara beruntun, yang membuatnya jadi salah satu pembalap paling sukses di jenjang junior. Catatan ini menempatkannya sejajar dengan legenda-legenda F1 yang sebelumnya juga mendominasi kategori junior sebelum naik ke F1.
Debut Piastri di F1 sempat jadi drama, karena ia awalnya dikontrak oleh Alpine, tapi kemudian memilih bergabung dengan McLaren. Keputusan ini sempat jadi kontroversi, namun terbukti tepat. Sejak debut pada musim 2023, ia menunjukkan performa yang solid, bahkan langsung meraih podium di musim perdananya. Hal ini jarang terjadi bagi seorang rookie, apalagi di era F1 modern yang sangat kompetitif.
Gaya balap Piastri terkenal sangat rapi dan efisien. Ia jarang melakukan kesalahan besar, dan punya kemampuan membaca balapan dengan baik. Banyak analis menyebut bahwa meski masih muda, Piastri terlihat seperti pembalap berpengalaman. Mentalitas baja inilah yang membuatnya dianggap sebagai calon kuat juara dunia di masa depan.
Oliver "Ollie" Bearman lahir di Chelmsford, Inggris, pada 8 Mei 2005. Usianya yang masih sangat muda menjadikannya salah satu talenta paling menarik di dunia balap. Kariernya dimulai dari karting, lalu melesat dengan prestasi luar biasa di balap junior. Pada 2021, Bearman sukses meraih gelar ganda di Formula 4 Inggris dan Formula 4 Italia, prestasi yang membuat Ferrari langsung merekrutnya ke dalam Ferrari Driver Academy (FDA).
Sejak itu, Bearman terus menanjak di jenjang balap. Ia tampil kuat di Formula 3, kemudian bersinar di Formula 2 dengan beberapa kemenangan yang memperlihatkan potensinya. Momen paling besar datang di 2024, ketika ia tiba-tiba mendapat kesempatan mendadak menggantikan Carlos Sainz di Ferrari untuk GP Arab Saudi. Meski baru 18 tahun, Bearman menunjukkan performa menakjubkan: tenang, cepat, dan berhasil finis P7, sebuah pencapaian luar biasa untuk debut F1.
Kini, Bearman resmi bergabung dengan Haas F1 Team mulai musim 2025, dengan dukungan penuh Ferrari. Kehadirannya di Haas bukan sekadar langkah awal, tapi juga batu loncatan besar untuk kariernya. Haas jadi tempat sempurna baginya untuk mendapatkan pengalaman penuh satu musim, sambil tetap berada dalam radar Ferrari untuk masa depan. Banyak yang percaya, suatu hari Bearman akan kembali ke tim merah sebagai pembalap utama. Gaya balap Bearman dikenal berani namun terkontrol. Ia punya insting menyalip yang tajam dan kemampuan adaptasi yang mengagumkan untuk usianya. Fans pun sudah menjulukinya sebagai "The Next Ferrari Star" meski sekarang ia mengenakan seragam Haas. Dengan kombinasi talenta, mental baja, dan dukungan tim besar, Bearman dianggap salah satu prospek paling cerah di generasi baru F1.
Pertanyaannya sekarang, siapa yang bakal jadi juara dunia lebih dulu? Lando dengan pengalamannya, Oscar dengan konsistensinya, atau Ollie dengan potensinya yang luar biasa? Satu hal yang pasti, masa depan F1 ada di tangan mereka. Generasi baru ini udah membuktikan kalau F1 bukan hanya soal mesin dan strategi, tapi juga soal personality, keberanian, dan koneksi dengan fans. Dengan kehadiran driver muda, F1 berhasil memperbarui citranya, bukan lagi olahraga elit yang jauh dari kehidupan sehari-hari, melainkan sebuah hiburan global yang bisa dinikmati semua kalangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI