Mohon tunggu...
Nadia Febriani
Nadia Febriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Dari Kelompok KKN 156

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stimulasi Sensorik Motorik Anak Dengan Metode Montessori

27 Agustus 2020   15:34 Diperbarui: 27 Agustus 2020   15:27 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang anak berarti juga perlu membahas tentang perkembangan anak. Kita perlu mengingat bahwa setiap anak yang baru dilahirkan, pada awalnya merasakan dunia di sekitarnya serba asing, aneh, dan tidak dipahami sama sekali. Namun secara perlahan, anak mengalami perkembangan. perkembangan tersebut berlangsung atas bantuan kita (orangtua) berupa pemberian stimulasi sensori yang akan mengontrol panca inderanya dan stimulasi motorik untuk mengontrol gerakannya.  (Gandasetiawan, 2009: 5)

Sensomotorik berasal dari kata sensori (indera) dan motorik (gerak). Sensoris/ sensori merupakan sistem saraf yang bertugas untuk menerima dan mengantarkan rangsangan stimulus dari luar, adapun motorik merupakan seluruh gerakan yang mampu dilakukan oleh tubuh yang muncul sebagai tanggapan atau respon atas suatu rangsangan. (Swastika, dkk, 2012: 11-12).

Dengan demikian sensomotorik adalah kerjasama antara pola pikir dengan panca indera anak. yang baru berfungsi dengan baik setelah diasah melalui kekayaan pengalaman hidup, baik positif maupun negatif. Diharapkan terjadi koordinasi yang baik antara pancaindra anak dan gerakan anak terhadap stimulasi yang diterimanya. Jika hal ini tercapai, maka anak dapat mengoptimalkan pontensi diri dalam tahap perkembangan hidupnya. Hal ini terbukti dengan anak yang sebelumnya hanya melakukan gerakan refleks akhirnya mampu berdiri, mampu melakukan segala sesuatu, mengenal, memahami, dan peduli lingkungan sekitar, belajar memecahkan masalah sendiri (mandiri), serta mulai merasakan tanggung jawab demi masa depan lingkungan dan irinya sendiri. (Gandasetiawan, 2009: 5-6)  .  


Manusia memiliki berbagai jenis indra yang dalam proses sensoris secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Visual (Penglihatan), tiap indra merespon terhadap energi fisik tertentu dan untuk penglihatan energi fisiknya adalah cahaya.


2. Auditorius (Pendengaran), telinga manusia merupakan organ tubuh yang sangat kompleks, telinga manusia merupakan saluran terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulak tengkorak. Yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi.  


3. Pembau (Penciman), indra pembau pada tubuh kita yaitu hidung. Indra pembau ini bersangkut paut dengan indra pengecap, jika terjadi gangguan pada indra pembau, kita tidak dapat mengecap degan baik.


4. Pengecap, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada amnusia ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap yang mmepunyai bentuk seperti labu, terletak mpada bagian depan hingga belakang. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut . dari ujung rambut tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Dan manusia mempunyai empat macam cita rasa yaitu rasa asam, asin, manis dan pahit. yang letaknya disisi-sisi mulut.


5. Indra Peraba,  indra peraba manusia yaitu kulit. Dikulit terdapat beberapa bagian organ pengindraan. Khusus disebut reseptor. Reseptor merupakan percabangan akhir dendrit dari neuron sensorik. Ada lima macam reseptor pada kulit yaitu rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas atau dingin. (Sukis, Dkk, 2008: 40-45)

Melatih sensomotorik anak  sangat penting dan perlu dilatih dengan berbagai stimulasi. agar kemampuan motoriknya maupun inderanya berkembang sesuai dengan usianya, mempertahankan diri dari bahaya dan sebagai proses pemasukan informasi (dapat berpengaruh pada aspek kegiatan sehari-hari anak). Misalnya anak yang kurang leluasa bergerak, akan tertinggal dari temannya ketika bermain sehingga hal ini akan membuat anak kurang percaya diri.


Disaat pandemi Covid-19 ini, membuat segala aktivitas di luar rumah harus benar-benar dibatasi. Nah, hal ini tidak saja menantang bagi orang dewasa tetapi juga bagi anak-anak tidak terkecuali balita. Jika sebelum ada pandemi Covid-19, anak bisa mendapat stimulasi sensori motorik ketika bermain di luar rumah.  Maka, saat pandemi ini hanya bisa dilakkan didalam rumah sehingga, banyak juga orang tua yang merasa khawatir stimulasi menjadi terbatas diberikan pada anak. (Prof Rini Sekartini 2020). Tetapi banyak cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi perkembangan sensorik motoriknya seperti metode montessori yang sering digunakan para orang tua untuk menemani anak belajar selama di rumah saja.


Anak yang tidak normal sensomotoriknya
Meskipun terlihat normal dan cerdas, anak dapat mengalami hambatan dalam perkembangan sensomotoriknya sehingga mempunyai kesulitan untuk berkembang dengan baik. Bagian-bagian yang umumnya tidak berkembang pada anak Indonesia saat ini adalah gerakan fisik (koordinasi), perilaku (mental), serta persepsi dan motorik yang berhubungan langsung dengan sensori (respons). Meskipun keterlambatan seperti itu umumnya bersifat sementara, jika terlambat ditangani akan menyulitkan hidupnya kelak karena anak menjadi sering gagal dalam melakukan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun