Dengan citra profesional dan strategi promosi yang terintegrasi, QRIS menjadi instrumen diferensiasi penting untuk UMKM lebih kompetitif dibanding usaha yang masih mengandalkan pembayaran tunai.Â
Tantangan Implementasi QRIS
Meski potensinya bear, penerapan QRIS tidak lepas dari tantangan. Rendahnya literasi digital di kalangan pelaku UMKM membuat sebagian merchant kesulitan memahami prosedur pendaftaran dan pengoperasian aplikasi. Keterbatasan infrastruktur, terutama jaringan internet di daerah pedesaan, juga menjadi hambatan serius. Gangguan konektivitas dapat menurunkan minat konsumen maupun merchant untuk bertransaksi digital.
Selain itu, beban Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0,7% kerap dianggap memberatkan UMKM yang beroperasi dengan margin tipis. Aspek keamanan dan privasi juga masih menjadi perhatian. Meningkatnya penggunaan QRIS membawa risiko phishing dan pencurian data, sehingga diperlukan penguatan sistem keamanan yang lebih baik. Kendala lain seperti keterlambatan pencairan dana juga menghambat arus kas UMKM yang membutuhkan perputaran modal cepat.Â
Solusi untuk Optimalisasi QRIS
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan edukasi dan sosialisasi berkelanjutan melalui pelatihan dan workshop agar literasi digital pelaku UMKM meningkat. Pemerintah bersama penyedia layanan perlu memperkuat infrastruktur jaringan internet di berbagai daerah. Kebijakan subsidi atau pembebasan biaya MDR untuk transaksi kecil dapat meringankan beban UMKM.
Langkah lain yang tak kalah penting adalah penguatan keamanan transaksi. Penerapan otentikasi multi-faktor, enkripsi tingkat tinggi, dan pemantauan real-time akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan merchant. Optimalisasi sistem pencairan dana juga penting agar likuiditas usaha tetap terjaga.
Dampak Positif terhadap Ekonomi Nasional
Penggunaan QRIS secara masif memberikan dampak positif baik secara mikro maupun makro. Di tingkat konsumen, kemudahan akses transaksi mendorong perputaran ekonomi. Di tingkat UMKM, QRIS membuka peluang pasar yang lebih luas, memperkuat citra profesional, dan mempermudah akses modal. Di sektor keuangan, peningkatan transaksi non-tunai mendukung strategi cashless society dan memperluas inklusi keuangan, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya belum terlayani bank.
Secara nasional, digitalisasi pembayaran melalui QRIS menurunkan biaya pencetakan dan distribusi uang tunai, meningkatkan transparansi fiskal, serta menandai kesiapan Indonesia bersaing di pasar global dengan ekosistem pembayaran digital yang modern dan inklusif. Kerja sama lintas negara seperti dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand juga memperluas jangkauan QRIS hingga ke ranah internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI