Mohon tunggu...
Nadhlif Pelu
Nadhlif Pelu Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Menuangkan buah pikiran dan proses belajar melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Pola Keagamaan Muslim

29 Desember 2022   01:22 Diperbarui: 29 Desember 2022   01:39 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modernisasi ini, media sosial merupakan bagian penting bagi kehidupan mayoritas manusia. Dengan media sosial kita dapat mengakses, membagikan, dan menerima berbagai informasi baik dalam bentuk tulisan, foto, video, maupun audio di mana saja dan kapan saja. Namun di tengah hingar-bingar yang ada di media sosial, ada suatu permasalahan yang muncul tanpa kita sadari yaitu tsunami informasi. Tsunami informasi adalah keadaan di mana terlalu banyak informasi yang kita terima dari berbagai jenis sumber yang ada di media sosial sehingga membuat kita hampir tidak bisa membedakan informasi mana yang benar dan informasi mana yang salah, hal ini terjadi karena informasi-informasi yang ada di media sosial tidak melalui tahap editorialisasi dan tidak memungkinkan untuk diawasi karena bukan hanya satu tetapi jutaan informasi yang beredar setiap menit bahkan detik.

Media sosial memberikan kebebasan bagi setiap individu di zaman ini untuk bersuara dan berpendapat menggunakan akun media sosial yang mereka punya tentang pemikiran, keresahan, maupun kritik mereka terhadap suatu hal tertentu. Di satu sisi ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena akhirnya setelah berabad-abad setiap individu memiliki hak yang sama dalam menyuarakan pendapatnya bukan hanya individu dengan status sosial atau profesi tertentu. Namun di sisi lain media sosial juga menyebabkan penggunanya tidak dapat berpikir secara jernih dan fokus pada satu hal tertentu karena banyaknya distraksi ketika kita membuka media sosial.

Jika dilihat dari sisi keagamaan terkhususnya agama Islam dan muslim sebagai pemeluknya, media sosial memiliki pengaruh yang sama pula pada pola keagamaan muslim yaitu pengaruh baik dan buruk. Pengaruh baiknya adalah sekarang setiap muslim dapat mengakses kitab suci Al-Qur'an di mana saja dan kapan saja dalam genggaman tangan mereka, muslim juga dapat menonton, membaca, dan mendengarkan kajian-kajian islami kapan saja dan di mana saja asalkan mereka memiliki jaringan internet, muslim juga dapat bersedekah atau berinfaq pada orang yang membutuhkan bukan hanya di sekelilingnya tapi juga di tempat-tempat yang sulit dikunjungi namun butuh bantuan seperti di Palestina, dan muslim juga dapat memperkuat tali silaturahmi antar keluarga dan sesama dengan mengirim pesan teks maupun video call. Sedangkan pengaruh buruk media sosial pada pola keagamaan muslim adalah terdapat individu-individu tertentu yang tidak memiliki kompetensi di bidang agama Islam namun karena mereka mempunyai platform untuk bersuara sehingga mereka menganggap dengan membaca dan mendengarkan kajian satu atau dua kali, mereka sudah bisa memberikan fatwa terhadap suatu hukum atau syariat agama Islam, dampak dari individu-individu yang memberikan fatwa tanpa landasan dan kompetensi ini adalah kesalahpahaman antar muslim sehingga menjalankan syariat yang salah atau lebih buruk lagi menyebabkan kesalahpahaman antar umat beragama yang mengakibatkan perpecahan akibat fatwa tanpa landasan tersebut.

Dari fenomena ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya media sosial hanyalah sebuah alat, baik atau buruknya media sosial tergantung pada kita sebagai penggunanya. Ketika kita menggunakan media sosial untuk membantu dan mengembangkan kehidupan kita seperti menyaksikan, mendengarkan, dan membaca tentang kajian islami, berkomunikasi dengan keluarga yang jauh, membantu orang yang tidak dapat kita jangkau dengan fisik baik dalam bentuk harta maupun dengan kata-kata, mengedukasi orang lain sesuai dengan keilmuan dan kompetensi yang kita punya, dan semacamnya. Ini artinya media sosial menjadi jembatan untuk kita berbuat baik pada diri sendiri dan juga orang lain, dan bisa saja mengantarkan kita pada surga-Nya jika kita memiliki niat yang ikhlas karena Allah SWT.

Dalam bermedia sosial terkhususnya sebagai muslim, kita harus menyaring setiap informasi yang kita terima dan kritis terhadap informasi tersebut baik dari mana sumber informasinya, siapa penulisnya, apa intensi atau tujuan penulis tersebut menulis informasi ini, dan sebagainya apalagi informasi-informasi mengenai agama kita yaitu Islam. Sebaiknya kita memiliki guru yang sanad keilmuannya jelas sehingga menjadi pengarah dan pembimbing kita agar tidak goyah atau melenceng di era tsunami informasi ini. Penting juga bagi kita untuk memilah-milih teman kita baik di dunia nyata maupun di dunia maya, siapa akun yang kita ikuti, apa konten-konten yang orang ini buat atau sebarkan, bagaimana latar belakangnya dan sebagainya. Bukan bermaksud untuk berburuk sangka namun langkah-langkah ini perlu dilakukan untuk mencegah kita mengonsumsi konten-konten yang tidak jelas sumbernya ataupun bertentangan dengan syariat agama kita, karena seperti yang kita tahu sudah banyak larangan-larangan dalam agama yang dinormalisasi dalam kehidupan kita saat ini terkhususnya para remaja akibat gaya hidup Barat yang mereka lihat dan dianggap 'keren' di media sosial sehingga mereka lupa bahwa mereka mempunyai agama yang memiliki aturan yang harus dipatuhi.

Di era tsunami informasi ini, kejernihan dan kebijaksanaan dalam berpikir adalah kunci. Maka dari itu, kita harus menjaga kejernihan otak dan pikiran kita dengan menyaring informasi yang masuk karena jika terlalu banyak distraksi atau hal-hal yang tidak penting yang masuk ke dalam otak kita maka otak kita akan kewalahan untuk membedakan dan memisahkan mana yang harus diingat (penting) dan mana yang harus dilupakan (tidak penting).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun