Mohon tunggu...
Healthy

Isu Kedokteran - Apakah Konsumsi Gula Dapat Menyebabkan Anak Hiperaktif?

14 Agustus 2018   18:00 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:10 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Camilan-camilan yang terdiri dari berbagai macam bentuknya pasti sangat disenangi oleh sebagian besar anak. Apalagi yang manis seperti eskrim, coklat, dan lain-lain nya. Seorang anak tidak jarang mengejar camilan yang manis itu. Kita sudah tahu bahwa di dalam camilan yang manis itu pasti mengandung gula. Baik mengandung gula yang sedikit ataupun banyak. Namun, pernahkah pembaca mendengar bahwa mengonsumsi gula dapat menyebabkan anak hiperaktif? Tidak sedikit dari pembaca yang masih berfikir seperti itu. Namun, apakah benar? Bagaimana dengan penjelasan secara ilimah terkait isu ini? Tulisan dibawah ini akan menjawab dua pertanyaan tersebut.

Hiperaktif adalah salah satu gejala dari Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Hiperaktif itu sendiri adalah kondisi dimana seseorang terus-menerus bergerak meskipun ia berada dalam situasi yang tidak sesuai atau terlalu bergerak-gerak kecil terutama kaki dan tangan—dalam bahasa inggris fidget—, sering mengetuk-ngetuk sesuatu, atau berbicara secara berlebihan. Sedangkan ADHD adalah gangguan otak yang ditandai dengan kesulitan untuk fokus dan/atau hiperaktif.1

Untuk seseorang memiliki hiperaktif, seseorang tersebut perlu menyandang ADHD.1 Tetapi, ADHD tidak selalu berbuah hiperaktif bisa jadi berbuah kesulitan untuk fokus (Attention-deficit) ataupun keduanya sekaligus.1

Menyandang ADHD bukanlah suatu hal yang mudah. Seseorang dengan gejala ADHD,yaitu hiperaktif atau/dan kesulitan untuk fokus, mungkin akan memiliki banyak masalah dengan keseharian nya. Kesulitan untuk fokus dalam suatu hal dalam waktu yang lama bisa mengganggu pembelajaran. Kemudian, hiperaktif mungkin bisa menganggu orang lain, seperti bisa memberikan perilaku agresif yang berpengaruh pada hubungan sosial. Melihat semua hal itu tentu ADHD bukanlah suatu hal yang ringan. Apa penyebab dari ADHD? Benarkah ada hubungan antara ADHD dan gula?

ADHD sendiri memiliki sebab yang belum jelas atau masih kontroversial. Belum jelas keberaadaaan suatu faktor, yang beridiri sendiri, menyebabkan ADHD. Faktor-faktor genetik ataupun non-genetik saling bergantungan berkontribusi pada ADHD.2 Maka mengatakan gula secara langsung dan secara independen menyebabkan ADHD adalah hal yang belum terbukti.

Gula adalah sesuatu yang berbentuk kristal memaniskan suatu hal dan terbuat dari air tebu, aren(enau), atau nyiur.3 Gula itu sendiri memiliki bentuk monosakarida dan disakarida. Monosakarida adalah molekul yang berformula C6H12O6 ­­­molekul ini juga monomer dari polisakarida yang nantinya akan diproses dalam metabolisme kita. Disakarida adalah gabungan dari dua monosakarida yang diikat dengan ikatan glikosidik. Monosakarida dan disakarida adalah molekul yang memberikan rasa manis.4

Seorang anak-anak pasti akan sangat senang mengonsumsi gula yang terutama dari camilan. Gula, terutama sukrosa, bukan hanya memberikan rasa senang bahkan dapat meredakan stress.5 Hal yang manis itu juga memberikan energi tambahan. Melihat hal ini, gula bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat, namun tetap tidak baik jika berlebihan.

Pada 2011, sebuah jurnal di publikasikan di internet. Jurnal tersebut meriset mengenai, apakah ada korelasi antara gula dan ADHD? Jurnal tersebut dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada asosiasi atau hubungan yang signifikan antara total volume gula yang dikonsumsi dan pengembangan ADHD.6

Jadi, dengan pemaparan hal-hal yang ada di atas, dapat disimpulkan. Hiperaktif merupakan salah satu buah dari Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD).1 ADHD juga bukan merupakan suatu hal yang ringan. ADHD juga belum jelas sebab utamanya.2 Gula juga memiliki berbagai manfaat seperti memberikan rasa bahagia, meredakan stress5, dan memberikan energi agar kita dapat melaksanakan berbagai macam aktivitas keseharian kita. Maka, menghubungkan gula sebagai faktor utama penyebab ADHD merupakan suatu hal yang belum terbukti.


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun