Mohon tunggu...
Nadhifatul Nur Anita
Nadhifatul Nur Anita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang unggul

Budayakan membaca agar banyak mengetahui informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pengaruh Emosi Prososial terhadap AUD

30 November 2022   22:22 Diperbarui: 30 November 2022   22:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku prososial adalah kegiatan sukarela yang harus membantu atau menguntungkan orang lain atau sekumpulan orang-orang. Perilaku prososial ini melibatkan berbagai dengan orang-orang lain menunjukkan kesediaan bekerja sama, membantu dan menghibur seseorang dalam kesulitan. 

Perilaku prososial ini terjadi peran penting dalam kehidupan sosial. Ketika orang tidak bisa menampilkan perilaku prososial tersebut dengan membantu, berbagi, dan berkolaborasi akan sulit untuk hidup berkelompok sosial. Pada dasarnya seseorang adalah makhluk sosial yang dimana orang membutuhkan bantuan orang-orang lain dalam hidupnya. 

Hal itu tidak terjadi juga dengan yang dialami oleh orang dewasa saja tetapi juga pada anak-anak. Seorang anak bukan acuhan bagi orang dewasa saja tetapi anak-anak ada kepribadian unik yang harus dimiliki keberadaan yang harus diakui adalah seorang anak bagian dari keluarga, saudara/kerabat, tetangga, masyarakat, negara dan dunia. 

Menjadi anggota dari lingkungan kehidupan sejak awal seorang anak sangat penting untuk mempelajari aturan hidup masyarakat sejak awal perilaku prososial. Perkembangan perilaku prososial melibatkan salah satu jenis keahlian status sosial yang penting bagi anak muda perkembangan awal ini adalah faktor penentu pembangunan yang akan datang. 

Menurut Marion (2015) bahwa perilaku prososial ini ditujukan untuk kebutuhan seseorang secara fisik psikologis/emosional atau bisa juga keduanya. Perilaku prososial ini bersifat stabil dari masa anak-anak hingga awal dewasa. Oleh karena itu, perilaku prososial sangat penting diajarkan kepada anak sejak usia dini dan pembelajaran dari waktu PAUD sudah disiapkan untuk masuk ke sekolah dasar.

Emosi prososial dianggap sebagai salah satu aspek penting dalam perkembangan anak karena dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dan perilaku moral anak. 

Emosi prososial sendiri erat kaitannya dengan emosi empati yaitu simpati dan tekanan pribadi). Empati adalah respon afektif tambahan yang muncul dari rasa takut dan pemahaman terhadap keadaan atau keadaan emosional orang lain. Misalnya anak melihat orang lain sedih, anak itu juga merasakan kesedihan ini disebut empati. 

Simpati adalah respons afektif yang dihasilkan dari empati tetapi juga dapat muncul dari proses kognitif. Simpati terdiri dari perasaan yang menyebabkan kesedihan pada orang lain. Tetapi bukan karena seseorang merasakan hal yang sama karena simpati adalah respons afektif yang juga memiliki dasar kognitif tetapi juga muncul ketika seseorang mengambil perspektif atau manfaat dari proses kognitif lainnya. Misalnya anak ini mengambil ingatan tentang bagaimana perasaan seseorang ketika anak memiliki perasaan yang sama. Jadi simpati seringkali muncul dari keinginan untuk berempati tetapi empati tidak diperlukan untuk mengalami simpati.

Macam-macam kepedulian sosial bisa disebabkan dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan tempat manusia tinggal dan bertukar pikiran dengan orang lain secara teratur disebut lingkungan sosial. Menurut Elly M. prososial berkaitan dengan lingkungan sosial lingkungan tempat tinggal orang tersebut interaksi sosial dan dengan anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lainnya lebih dari itu. 

Dengan lingkungan keluarga ini mengajar seseorang bagaimana cara berinteraksi yang diajarkan secara berbeda dengan peran untuk masa depan yang akan menjadi identifikasi dirinya, kecuali bila melakukan interaksi sosial kepada anak mendapatkan berbagai informasi yang tersedia pada sekitar. 

Banyak nilai-nilai baik yang harus ditanamkan pada anak seperti peduli terhadap sesama. Seiring perkembangan zaman dan waktu banyak perhatian orang terhadap lingkungannya mulai berubah dan memudar, masih hidup dan terus memiliki rasa kepedulian yang luar biasa satu sama lain. 

Kasih sayang untuk orang lain bisa dipraktikkan misalnya memberikan hadiah kepada anak-anak tahu bagaimana berperilaku ketika anak-anak menjadi teman mereka juga harus diajari memasukkan perasaan ke dalam kata-kata. Untuk anak-anak itu sangat penting, karena kapan anak ingin tahu segalanya. 

Hal-hal lain yang harus diajarkan orang tua kepada anak itu mengajari mereka menolak perilaku yang bertentangan dengan kasih sayang yaitu dengan salah satunya untuk mengajarkan kepedulian terhadap sesama.

Faktor-faktor penentu perilaku prososial dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu yaitu karakteristik situasi, penolong dan orang lain yang membutuhkan pertolongan.

a. Sebuah faktor situasional adalah kehadiran orang lain, kondisi lingkungan, tekanan waktu, asisten.

b. Faktor kepribadian seperti suasana hati, rasa bersalah, ketakutan dan empati.

c. Orang yang membutuhkan bantuan seperti membantu orang yang kita cintai, bantulah orang yang pantas untuk dibantu.

Tahap perkembangan perilaku prososial

  • Tahap pertama yaitu Empati Global yang dimana bayi baru lahir menunjukkan respon empati yang merupakan manifestasi dari "empati global" karena bayi tidak mampu membedakan distres (tekanan/kondisi tidak nyaman) dirinya dengan distres orang lain.

  • Tahap kedua yaitu egosentric empathic distress yaitu sekitar usia 1 tahun bayi mengalami "egosentric empathic distress" (Hoofman, 2006) dan percaya bahwa mereka mendapatkan kenyamanan untuk dirinya sendiri saat menghadapi distres orang lain.

  • Tahap ketiga quasi-egocentric empathic distress yaitu sejak usia 2 tahun bayi sudah mulai membantu orang lain yang mengalami lebih banyak kesusahan daripada tahap kedua (Eisenberg et al., 2015; Hoofman, 2006). Misalnya menyentuh, memeluk, dan meminta bantuan orang lain.

  • Tahap keempat yaitu empati sejati yang dimana anak mengalami periode tekanan empati yang sebenarnya saat mereka memasuki tahun kedua (Hoofman, 2006). Kesadaran anak akan perasaan orang lain mulai tumbuh. Anak mulai memahami perspektif dan perasaan orang lain yang mungkin berbeda dengan bayi.

  • Tahap kelima yaitu empati terhadap pengalaman orang lain dalam situasi yang dialami secara langsung misalnya empati terhadap orang dengan penyakit kronis, kesulitan keuangan, dan kekurangan (Hoffman, 2000). Saat anak memahami bahwa kehidupan orang lain lebih menyedihkan atau lebih menyenangkan dan saat anak berempati dengan kelompoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun