Mohon tunggu...
Nadhifatul Nur Anita
Nadhifatul Nur Anita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang unggul

Budayakan membaca agar banyak mengetahui informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pengaruh Emosi Prososial terhadap AUD

30 November 2022   22:22 Diperbarui: 30 November 2022   22:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasih sayang untuk orang lain bisa dipraktikkan misalnya memberikan hadiah kepada anak-anak tahu bagaimana berperilaku ketika anak-anak menjadi teman mereka juga harus diajari memasukkan perasaan ke dalam kata-kata. Untuk anak-anak itu sangat penting, karena kapan anak ingin tahu segalanya. 

Hal-hal lain yang harus diajarkan orang tua kepada anak itu mengajari mereka menolak perilaku yang bertentangan dengan kasih sayang yaitu dengan salah satunya untuk mengajarkan kepedulian terhadap sesama.

Faktor-faktor penentu perilaku prososial dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu yaitu karakteristik situasi, penolong dan orang lain yang membutuhkan pertolongan.

a. Sebuah faktor situasional adalah kehadiran orang lain, kondisi lingkungan, tekanan waktu, asisten.

b. Faktor kepribadian seperti suasana hati, rasa bersalah, ketakutan dan empati.

c. Orang yang membutuhkan bantuan seperti membantu orang yang kita cintai, bantulah orang yang pantas untuk dibantu.

Tahap perkembangan perilaku prososial

  • Tahap pertama yaitu Empati Global yang dimana bayi baru lahir menunjukkan respon empati yang merupakan manifestasi dari "empati global" karena bayi tidak mampu membedakan distres (tekanan/kondisi tidak nyaman) dirinya dengan distres orang lain.

  • Tahap kedua yaitu egosentric empathic distress yaitu sekitar usia 1 tahun bayi mengalami "egosentric empathic distress" (Hoofman, 2006) dan percaya bahwa mereka mendapatkan kenyamanan untuk dirinya sendiri saat menghadapi distres orang lain.

  • Tahap ketiga quasi-egocentric empathic distress yaitu sejak usia 2 tahun bayi sudah mulai membantu orang lain yang mengalami lebih banyak kesusahan daripada tahap kedua (Eisenberg et al., 2015; Hoofman, 2006). Misalnya menyentuh, memeluk, dan meminta bantuan orang lain.

  • Tahap keempat yaitu empati sejati yang dimana anak mengalami periode tekanan empati yang sebenarnya saat mereka memasuki tahun kedua (Hoofman, 2006). Kesadaran anak akan perasaan orang lain mulai tumbuh. Anak mulai memahami perspektif dan perasaan orang lain yang mungkin berbeda dengan bayi.

  • Tahap kelima yaitu empati terhadap pengalaman orang lain dalam situasi yang dialami secara langsung misalnya empati terhadap orang dengan penyakit kronis, kesulitan keuangan, dan kekurangan (Hoffman, 2000). Saat anak memahami bahwa kehidupan orang lain lebih menyedihkan atau lebih menyenangkan dan saat anak berempati dengan kelompoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun